Beirut (ANTARA News) - Serangan roket pemberontak ke distrik dikuasai pemerintah di kota Aleppo, Suriah Utara, menewaskan sedikit-dikitnya 38 orang pada Selasa, 14 di antaranya anak-anak, kata kelompok pemantau.

"Serangan roket di distrik dikuasai pemerintah tersebut masih berlangsung," kata Rami Abdel Rahman dari Kelompok Pengamat Hak Asasi Manusia untuk Suriah, yang berpusat di Inggris.

Itu salah satu jumlah korban terbanyak dari pemboman pemberontak di Aleppo, katanya.

Ia menyatakan sedikit-dikitnya 150 orang terluka dalam serangan di barat kota itu, tempat media pemerintah Suriah sebelumnya mengatakan bahwa jumlah yang tewas sedikit-dikitnya 19 orang dan luka 95 orang.

Wilayah Aleppo Barat dikendalikan oleh pasukan pemerintah, sementara pemberontak berada di sebelah timur dari kota itu.

Pemberontak sering menembakkan roket dan rudal darurat ke wilayah barat, dan rezim melakukan pemboman udara dari timur.

Kematian terbaru itu datang saat Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan jihadis dari kelompok ISIS saat ini memperoleh keuntungan besar di Suriah, terutama di wilayah Aleppo.

Le Drian menunjukkan di parlemen untuk "kemajuan yang sangat signifikan dari Daesh (ISIS) di Suriah pada saat ini," karena ia membela keputusannya di Paris untuk melakukan penerbangan pengintaian di Suriah dengan maksud untuk melaksanakan serangan udara.

Amerika Serikat, Kanada, Turki, dan negara-negara Teluk telah terlibat dalam serangan terhadap gerilyawan ISIS di Suriah.

Australia juga mengumumkan pekan lalu akan bergabung dalam operasi di Suriah.

Di tempat lain, media pemerintah Suriah mengatakan tujuh orang tewas dalam serangan bom mobil di Hasakeh, sehari setelah serangan bom mobil bunuh diri kembar terjadi di kota timur laut.

Kantor berita negara SANA mengatakan sedikitnya 21 orang terluka dalam serangan, yang kemudian diklaim oleh ISIS dalam sebuah pernyataan di media sosial.

Kelompok Observasi mengatakan serangan tersebut menargetkan posisi dari Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).

Total awal yang tewas akibat serangan tersebut berjumlah empat orang, di antaranya dua anggota YPG dan dua warga sipil.

Serangan tersebut terjadi sehari setelah ledakan kembar menewaskan 32 orang di Hasakeh, termasuk 19 warga sipil, menurut Kelompok Observasi tersebut.

Enam pasukan keamanan Kurdi dan tujuh pejuang dari milisi pro-rezim juga tewas dalam serangan yang juga diklaim oleh ISIS.

Penguasaan kota Hasakeh dan sebagian wilayah lainnya dari provinsi itu sendiri dibagi antara milisi Kurdi dan pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad.

Kota itu secara teratur telah ditargetkan oleh ISIS yang mengontrol beberapa wilayah di Provinsi Hasakeh.

Kelompok tersebut juga merebut beberapa wilayah pada Juni lalu, namun diusir sebulan kemudian dalam pertempuran yang melibatkan pasukan rezim dan pejuang Kurdi.

Lebih dari 240.000 orang telah tewas di Suriah sejak konflik dimulai pada Maret 2011 dengan protes anti-pemerintah.

Pertempuran tersebut telah berkembang menjadi perang saudara yang kompleks di mana melibatkan pemberontak, rezim, dan kelompok keras, seperti, IS dan pejuang Kurdi, demikian AFP melaporkan.

(B020/B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015