Tidak seperti kerapu yang pernah di eskpor hanya ke negara tertentu"
Medan (ANTARA News) - Kementerian Kelautan dan Perikanan terus mendorong pengembangan budi daya laut khususnya ikan kakap putih memanfaatkan potensi yang besar dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Pengembangan budi daya laut juga selaras dengan program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia ," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Slamet Soebjakto di Medan. Rabu.

Dia mengatakan itu usai acara Temu Lapang Demonstration Farm (Demfarm) Teknologi Budi Daya Kakap Putih dan Forum Masyarakat Sadar Mutu dan Karantina Ikan (FORMIKAN) di Belawan.

Acara yang digelar Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan itu bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan serta pelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan

Menurut dia, dipilihnya kakap putih sebagai salah satu komoditas alternatif budi daya laut atau marikultur dilandasi banyak faktor.

Mulai karena teknologi pembenihan dan pembesaran kakap putih itu sudah di kuasai DJPB melalui Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam, juga karena nilai jualnya menjanjikan.

BPBL Batam akan dan terus siap menyebarluaskan teknologi dengan sistem Demfarm agar usaha budidaya kakap putih itu bisa dilakukan secara efisien dan menguntungkan.

"Demfarm budidaya kakap putih dengan keramba jaring apung yang melibatkan kelompok petani nelayan itu akan terus dikawal BPBL Batam.," katanya.

Dia memberi contoh, Demfarm dengan Kelompok Pembudidaya Ikan Putra Jala Senastri yang membuat 36 lubang keramba jaring apung (KJA) di Belawan dengan hasil maksimal itu diharapkan bisa dicontoh. masyarakat

Slamet menjelaskan, harga jual kakap putih yang cukup bagus atau sekitar Rp60.000- Rp70.000 per kg sangat menjanjikan.

Padahal waktu budi daya lebih singkat atau sekitar 6 bulan dari ukuran benih tebar sampai ukuran 500 gr atau dua ekor satu kilogram.

Dia mengakui, di KJA percontohan di Belawan itu, DJPB-KKP memberikan bantuan awal berupa benih, pakan dan jaring..

"Demfarm KJA di perairan Belawan yang hasilnya cukup bagus diharapkan semakin menarik minat masyarakat khususnya di kawasan pesisir. Dengan demikian, diharapkan kesejahteraan masyarakat meningkat," katanya.

Menurut Slamet, target produksi kakap termasuk di dalamnya kakap putih di tahun 2015 sebanyak 312.500 ton.

"Pemerintah menargetkan pertumbuhan produksi kakap putih dalam lima tahun ke depan bisa sebesar 17,31 persen per tahun atau 589.800 ton pada 2019 menyusul akan berkembangnya budi daya," katanya.

Pembudidaya dan sekaligus pemasar kakap putih di Sumut, Effendi, mengatakan budi daya kakap putih lebih menjanjikan.

Semakin menjanjikan karena ekspor kerapu sedang terganggu karena permintaan impor ke Indonesia melemah.

Kakap putih itu semakin menjanjikan karena kebutuhan pasar lokal sangat besar dan ekspornya bisa lebih ke banyak negara.

Dengan biaya produksi hingga panen sekitar Rp23.000 -Rp25.000 per kg, ikan itu bisa dijual petani ikan sebesar Rp60.000 per kg.

Adapun hasil survei ke luar negeri, ujar Effendi yanig lebih dikenal dengan panggilan A-Seng itu, pasar ikan kakap putih bisa ke banyak negara mulai ke Australia, Timur Tengah hinga ke Eropa dan Amerika Serikat.

"Tidak seperti kerapu yang pernah di eskpor hanya ke negara tertentu," katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015