Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 238 titik panas (hotspot) yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan tersebar di enam Provinsi di Pulau Sumatera.

Berdasarkan data BMKG yang diterima Antara di Pekanbaru pada Sabtu pukul 16.00 WIB keberadaan titik panas terbanyak masih terpusat di Provinsi Sumatera Selatan dengan 193 titik.

"Selanjutnya titik panas turut terdeteksi di Bengkulu dengan lima titik, Lampung 26 titik, Bangka Belitung 10 titik, Jambi satu titik dan Kepulauan Riau tiga titik," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin.

Keberadaan ratusan titik panas yang terdeteksi Satelit Terra dan Aqua tersebut meningkat tajam dibandingkan pada Sabtu pagi yang hanya terdeteksi sebanyak 85 titik panas.

Sementara itu sejumlah titik panas yang sempat terdeteksi dalam dua hari terakhir di beberapa kabupaten di Riau dipastikan kembali nihil.

Keberadaan ratusan titik panas yang terdeteksi Satelit Terra dan Aqua tersebut meningkat tajam dibandingkan pada Sabtu pagi yang hanya terdeteksi sebanyak 85 titik panas.

Meski dipastikan nihil titik api yang merupakan indikasi adanya kebakaran lahan dan hutan, sejumlah wilayah Riau terpantau masih diselimuti kabut asap tipis.

Sugarin menjelaskan di Pekanbaru jarak pandang berkisar 1.500 meter akibat kabut asap. Selanjutnya di Pelalawan jarak pandang terpantau 1.700 meter, Dumai 3.000 meter dan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu 2.000 meter.

Kepala BPBD Riau Edwar Sanger menjelaskan bahwa penanganan karhutla di Riau relatif berhasil. Ia menjelaskan kabut asap yang menyelimuti daerah tersebut dalam dua bulan terakhir merupakan kiriman dari Provinsi Sumsel. Ia menjelaskan bahwa asap di Riau akan segera hilang jika penanganan serius di sektor "Hulu" bisa ditangani serius.

"Kabut asap ini adalah kiriman dan akan segera hiang jika di "sumber asapnya" dapat ditangani serius," ujarnya.

Di Riau sendiri penanganan kabut asap terus digalakkan. Dari sisi penegakan hukum Polda Riau telah menetapkan 58 tersangka pembakar lahan dan mendalami 18 korporasi yang diduga membakar lahan. Sementara itu hingga hari ini puluhan ribu masyarakat Riau terjangkit Infeksi Saluran Pernafasan Akut akibat asap tidak kunjung membaik.

Pewarta: Fazar Muhardi & Anggi Romadhoni
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015