Sebagian besar pelajar yang terjaring razia adalah pelajar SMA
Yogyakarta (ANTARA News) - Sebanyak 10 pelajar yang membolos saat jam sekolah terjaring razia yang digelar petugas gabungan Dinas Ketertiban dan Kepolisian Resor Kota Yogyakarta di sejumlah game online.

"Sebagian besar pelajar yang terjaring razia adalah pelajar SMA," kata Kepala Bidang Satuan Polisi Pamong Praja Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta Sukamto di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, game online menjadi sasaran operasi pelajar karena pelajar sering memanfaatkan lokasi tersebut saat membolos pada jam pelajaran.

Sejumlah game online yang menjadi sasaran dalam operasi pelajar itu di antaranya dua game online di Jalan Kusumanegara, di Jalan Janturan dan di Jalan Gambiran.

Di salah satu game online di Jalan Kusumanegara, petugas gabungan langsung menertibkan tujuh pelajar yang terdiri atas lima pelajar SMA dan dua pelajar SMP. Pelajar mengaku memilih membolos sekolah dan bermain di game online karena sudah terlambat masuk sekolah, bahkan ada pelajar yang mengaku sudah izin ke sekolah untuk tidak masuk pada hari itu.

Setiap pelajar yang terjaring razia diminta membuat surat pernyataan untun tidak mengulangi lagi perbuatannya. "Jika suatu hari pelajar tersebut kedapatan mengulangi perbuatannya, maka ia akan diproses di kepolisian," katanya.

Seluruh pelajar kemudian diminta pulang ke rumah masing-masing dengan terlebih dulu diingatkan oleh petugas untuk tidak melakukan perbuatan negatif seperti membolos, merokok atau mengonsumsi narkoba.

"Kegiatan serupa masih akan dilanjutkan hingga akhir tahun. Harapannya, jumlah pelajar yang terjaring razia bisa terus berkurang," lanjutnya.

Sementara itu, staf Seksi Pembinaan Masyarakat Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta Murjoko yang memimpin tim dalam operasi penertiban pelajar mengatakan, kegiatan itu ditujukan untuk mengantisipasi tawuran pelajar, meningkatkan sopan santun dan tertib di jalan raya serta di masyarakat.

"Kegiatan ini rutin kami lakukan, meskipun tidak di setiap operasi ada pelajar yang terjaring karena kedapatan membolos," katanya.

Selain melakukan penertiban pelajar, petugas juga mengingatkan pemilik warung internet dan game online untuk menempel peringatan atau larangan tidak memperbolehkan pelajar dengan seragam sekolah masuk.

"Beberapa warung internet sudah menempelkan larangan itu, tetapi masih ada saja pelajar yang melanggarnya," katanya.

Selain itu, petugas juga mengecek izin gangguan dari setiap warung internet atau game online. "Semuanya masih memiliki izin," lanjutnya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015