Padang (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun GAW Koto Tabang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat melaporkan kondisi kabut asap di Bukittinggi, Agam dan sekitarnya fluktuatif karena bersifat kiriman.

"Kondisi kabut asap di daerah tersebut fluktuatif sehingga dalam jangka waktu beberapa jam saja levelnya meningkat dari tidak sehat ke level berbahaya," kata Kepala Seksi Metereologi BMKG GAW Koto Tabang, Budi Satria saat dikonfirmasi dari Padang, Selasa.

Ia mengatakan berdasarkan pantauan tingkat konsentrasi partikel debu (PM10) pada 20 Oktober pukul 07.00 WIB kualitas udara berada pada level tidak sehat dengan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) 213 ug/m3.

Kemudian pada pukul 09.00 WIB konsentrasi PM10 mencapai 350 ug/m3 yang berarti dalam kategori tidak sehat.

Pada pukul 10.00 WIB, konsentrasi PM10 kembali meningkat mencapai 519 ug/m3 atau berada di level berbahaya.

"Peningkatan ini juga berimbas pada jarak pandang di wilayah tersebut yang hanya berkisar kurang dari 1.000 meter," kata dia.

Ia mengatakan semakin berkurangnya jarak pandang di daerah itu karena jumlah sebaran titik panas di Pulau Sumatera yang semakin banyak.

"Berdasarkan pantauan terakhir satelit Terra & Aqua pada 20 Oktober pukul 05.00 WIB terdapat 676 titik panas yang tersebar di Pulau Sumatera," kata dia.

Sebaran titik panas, yakni 553 titik di Sumatera Selatan, 82 titik di Jambi, 21 titik di Riau, 17 titik di Kepulauan Bangka Belitung, dua titik di Lampung dan satu titik di Kepulauan Riau.

Ia mengatakan sebaran titik panas di Sumatera ini mengakibatkan buruknya kualitas udara akibat kabut asap di Sumbar.

Selain itu, angin berhembus dari selatan ke tenggara sehingga Sumbar menjadi salah satu daerah yang terimbas polusi kabut asap.

"Prospek kabut asap keesokan hari, Rabu (21/10) diprediksi adanya peluang hujan di Sumbar yang terjadi secara sporadis, bagian tengah dan timur provinsi tersebut masih lebih rentan terhadap dampak kabut asap," terangnya.

Sementara salah seorang warga Agam, Zulkarnain (23) mengatakan kabut asap yang melanda daerah itu semakin pekat dari hari ke hari.

"Jarak pandang terbatas sehingga perlu menghidupkan lampu kendaraan saat berkendara serta pekatnya kabut mengharuskan warga memakai masker saat beraktifitas di luar rumah," kata dia.

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015