Kairo/Washington (ANTARA News) - Mesir menegaskan semua bandaranya aman untuk standard internasional, kendati pengamanan diperketat setelah ISIS kemungkinan menjatuhkan sebuah pesawat Rusia dengan memasukkan bom ke pesawat Airbus A321 milik maskapai Rusia itu.

Inggris sudah mengatakan bahwa organisasi militan di Sinai yang berafiliasi ke ISIS adalah yang meletakkan bom di dalam pesawat Rusia yang jatuh Sabtu pekan lalu.

Inggris kemudian menunda semua penerbangan ke Sharm al-Sheikh -dari mana pesawat naas itu tinggal landas- dan langkah Inggris ini segera diikuti oleh Irlandia, Jerman dan Belanda.

Para pejabat Mesir dan Rusia mengatakan terlalu dini menyimpulkan penyebab jatuhnya pesawat Airbus A321 itu.

"Semua bandara Mesir menerapkan standar internasional dalam ukuran keamanan bandara," kata menteri penerbangan sipil Hossam Kamal seraya mengatakan penyelidikan jatuhnya pesawat Rusia itu masih berlanjut.

Mesir bahkan mempromosikan kepala bandara Sharm al-Sheikh, kawasan pantai yang populer di kalangan wisatawan Inggris, Rusia dan Eropa, menjadi wakil ketua operasi pada operator bandara nasional itu.

Namun itu malah memicu keraguan terhadap keamanan bandara di seluruh Mesir.

Sehari setelah ISIS mengklaim bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Rusia itu, dua orang dihalau dari sebuah bandara lainnya di dekat Laut Merah, tepatnya di Hurghada. Keduanya ditangkap sebelum mencapai landasan.

Industri pariwisata Mesir pulih setelah penembakan 58 turis dan empat orang Mesir di situs arkeologi Luxor pada 1997.

Di bandara Sharm al-Sheikh, keamanan diperketat di mana pasukan keamanan berpatroli di terminal bandara dan melarang pengendara, agen wisata atau lainnya mendekat selagi menunggu kedatangan wisawatan, kata seorang saksi seperti dikutip Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015