Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nasir, mengatakan pemerintah dan rakyat Indonesia mengharapkan hasil pemilu di Myanmar pada 8 November 2015 lalu, dapat mendukung proses reformasi dan rekonsiliasi di negeri itu.

"Kita harapkan bahwa hasilnya nanti diterima semua pihak dan dapat menjadi dasar bagi proses reformasi dan rekonsiliasi yang saat ini tengah berlangsung di Myanmar," kata Arrmanatha Nasir, di kantor Kemlu Pejambon, Jakarta, Senin.

Arrmanatha menambahkan, berdasarkan laporan berbagai media, proses pemilu pada Minggu (8/11) tersebut berjalan lancar dan menarik partisipasi yang cukup tinggi dari masyarakat Myanmar.

"Ini menunjukkan semangat reformasi bukan saja dari pemerintah, tapi juga dari masyarakat Myanmar," kata dia lagi.

Lebih dari 30 juta pemilih menuju ke tempat pemungutan suara, untuk memilih sekitar enam ribu kandidat dari 93 partai politik yang akan duduk di 1.142 kursi parlemen nasional, regional, dan negara bagian.

Hasil resmi penghitungan suara diharapkan dapat diumumkan Badan Pemilu Myanmar pada Senin, pukul 09.00 waktu setempat (GMT+6.30).

Pemilu Myanmar 2015 menampilkan persaingan ketat antara partai berkuasa, yakni Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan (USDP) yang didukung militer, dan partai oposisi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi.

Meskipun pemilu tersebut dinilai sebagai proses demokrasi pertama yang adil dan terbuka di Myanmar selama 25 tahun terakhir, namun masih menyisakan perhatian internasional terkait isu HAM, yakni pencabutan hak pilih lebih dari 80 ribu warga Rohingya yang tinggal di negara bagian Rakhine.

Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015