Bamako (ANTARA News) - Anggota kelompok bersenjata membawa 100 orang lebih sebagai sandera selama sekitar sembilan jam di satu hotel top di ibu kota Mali, Bamako, Jumat (20/11), dalam serangan yang menewaskan setidaknya 27 orang yang diklaim oleh satu afiliasi Al-Qaeda.

Serangan yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar itu meningkatkan kekhawatiran global mengenai ancaman kelompok teroris sepekan setelah serangan Paris yang menewaskan 130 orang, yang diklaim oleh ISIS.

Pemerintah Mali menyatakan kondisi darurat nasional selama sepuluh hari pada Jumat petang karena serangan itu dan menetapkan tiga hari duka bagi para korban, yang antara lain meliputi tiga warga Tiongkok, seorang warga Amerika dan seorang warga Belgia.

Media pemerintah Beijing menyatakan tiga warga Tiongkok tewas sementara empat lainnya berhasil melarikan diri dari serangan itu.

Seorang pejabat senior Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat mengonfirmasi seorang warganya termasuk di antara korban tewas sementara puluhan lainnya selamat dari serangan.

Dan seorang pejabat majelis regional Belgia yang berada di Mali untuk menghadiri konvensi termasuk di antara korban tewas menurut parlemen negara itu.

Gedung Putih mengutuk serangan yang bermula sekitar 07.00 GMT dengan pria bersenjata berjalan memasuki hotel sambil melepaskan tembakan serta mengambil para tamu dan staf hotel sebagai sandera tersebut.

Televisi Mali menyiarkan kekacauan tempat kejadian dari dalam gedung ketika polisi dan personel keamanan lainnya menggiring para tamu yang kebingungan di sepanjang koridor ke tempat aman.

Pasukan khusus melakukan upaya penyelamatan dramatis dari lantai ke lantai, mengakhiri pengepungan setelah sekitar sembilan jam.

"Penyanderaan berakhir. Kami dalam proses mengamankan hotel," kata seorang sumber militer Mali saat petugas pengamanan sipil memindahkan korban di dalam kantung mayat oranye.

Sumber-sumber keamanan Mali menyatakan setidaknya 27 sandera telah dibunuh dan mengatakan pasukan khusus Prancis membantu upaya penyelamatan.

Dua anggota pasukan khusus Amerika Serikat yang kebetulan berada di area itu juga membantu operasi.


Klaim Murabitoun

Dalam siaran rekaman audio di televisi Al Jazeera, kelompok Belmokhtar menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu.

"Kami Murabitoun, dengan partisipasi saudara kami dari Al-Qaeda di Maghreb Islam, mengklaim operasi penyanderaan di hotel Radisson," demikian suara seorang pria dalam siaran itu.

Kelompok itu juga dituduh mendalangi penyanderaan di ladang gas di Aljazair tahun 2013, di mana sekitar 40 sandera yang kebanyakan dari Barat dibunuh.

Para saksi mata menyatakan melihat sekitar selusin penyerang dalam serangan Jumat namun sumber militer Mali melaporkan kematian tiga "teroris yang menembak atau meledakkan diri mereka sendiri" serta menambahkan jumlah pria bersenjata yang menyerang tidak lebih dari empat orang, demikian seperti dilansir kantor berita AFP.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015