Beijing (ANTARA News) - Tiongkok mengutuk serangan yang dilakukan oleh kelompok militan terhadap sebuah hotel di ibu kota Mali yang menewaskan 19 orang pada Sabtu, termasuk di antaranya tiga eksekutif perusahaan kereta api Tiongkok.

Para pelaku menyerang Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, pada Jumat sebelum pasukan Mali menerobos gedung tersebut dan membebaskan 170 tawanan.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hong Lei mengutuk serangan tersebut dan menyampaikan rasa bela sungkawanya.

"Pemerintah Mali beserta komunitas internasional melakukan usaha-usaha penyelamatan aktif namun para pelaku mengabaikan kemanusiaan dan melakukan kejahatan yang brutal dan tidak berperikemanusiaan," ujar Hong.

"Tiongkok menyampaikan kemarahannya dan mengutuk keras aksi biadab tersebut," tambahnya.

Tiga warga Tiongkok yang terbunuh merupakan para eksekutif perusahaan konstruksi kereta api Tiongkok, ujar perusahaan.

"Perusahaan sangat sedih atas meninggalnya tiga karyawannya, dan kami menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban dan mengutuk keras kekejaman yang dilakukan oleh para teroris," ujarnya dalam sebuah laman.

Zhou Tianxiang dan Wang Xuanshang, manajer umum dan wakil manajer umum divisi internasional perusahaan, dan Chang Xuehui, manajer umum divisi Afrika Barat, terbunuh.

Serangan terhadap hotel tersebut diklaim dilakukan oleh kelompok militan Al Mourabitoun dan Alqaida, dan menjadi yang terbaru dari serangkaian serangan mematikan tahun ini di Mali, yang melawan para pemberontak di utara gurun pasir mereka selama bertahun-tahun.

Pada bagian lain, Tiongkok berjanji pada minggu ini untuk membawa keadilan kepada mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan satu warganya yang ditawan oleh kelompok bersenjata ISIS.

Beijing telah berulang kali mencela kelompok bersenjata ISIS dan mendesak dunia untuk bekerja sama untuk melawan kelompok bersenjata ISIS, meskipun mereka enggan untuk terlibat langsung di Suriah dan Irak.

Pejabat Tiongkok mengatakan negaranya sedang menghadapi ancaman dari kaum separatis di wilayah Xinjiang yang telah membunuh ratusan orang dalam tiga tahun terakhir.

(KR-MBR/M016) 

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015