Kupang (ANTARA News) - Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang menilai kasus Papa minta saham yang dilakukan oleh Ketua DPR Setya Novanto melecehkan harga diri dari masyarakat NTT yang mendukung dia masuk dalam parlemen.

"Pastinya kami dari organisasi kemahasiswaan sangat kecewa dengan apa yang dilakukan oleh Setya Novanto, apalagi Novanto sendiri dipilih oleh masyarakat NTT untuk bisa mewakili masyarakat di sini, untuk menjadi ketua DPR RI," kata Ketua PMKRI Cabang Kupang Egidius Atok di Kupang, Rabu.

Menurut Egidius, kasus memalukan ini bukan baru pertama kali dilakukan oleh Setya Novanto, tetapi juga ada beberapa kasus yang tidak hanya membuat malu masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat NTT.

Beberapa kasus yang memalukan tersebut adalah pertemuan calon presiden Amerika Serikat Donald Trump, beberapa waktu lalu.

Novanto juga sempat terindikasi sebagai aktor di balik proyek-proyek Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

"Menurut saya apa yang dilakukan oleh Novanto tersebut di luar dari tugasnya sebagai wakil rakyat yang tugasnya adalah legilasi, anggaran serta pengawasan," katanya.

Sementara itu, Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Kupang Amos Lafot berpendapat lain.

Menurutnya, saat ini GMKI sendiri masih bersikap netral dan masih menunggu hasil rapat dari MKD terkait masalah pencatutan nama yang dilakukan oleh Novanto.

"Secara ketetikaan hal ini memang sanagt tidak etis, sebab membawa nama orang untuk kepentingan pribadi. Namun kami sendiri tidak ingin terjebak dalam kasus ini, sebab proses pemeriksaan sedang berlanjut," katanya.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015