Los Angeles (ANTARA News) - Dua tersangka dalam penembakan massal Rabu (2/12) di Kota San Bernardino, California Selatan, punya banyak senjata menurut polisi.

Empat belas orang tewas dalam peristiwa tragis pada Rabu dan jumlah korban luka bertambah menjadi 21 orang, termasuk dua polisi, kata Kepala Polisi San Bernardino Jarrod Burguan dalam konferensi pers Kamis (3/12).

Suami istri yang melakukan serangan itu, warga Amerika Serikat bernama Syed Farook (28) dan istrinya Tashfeen Malik (27) memiliki 1.600 senapan dan amunisi-amunisi 9 milimeter ketika mereka terbunuh, kata Burguan.

Mereka juga memiliki 2.000 peluru 9-milimeter dan 2.500 peluru jenis lainnya, serta 12 bom pipa dan peralatan membuat bom yang menurut Kepala Polisi ditemukan di rumah sewa mereka selain 100 peluru yang mereka tembakkan dalam penyerangan dan baku tembak dengan polisi dalam pengejaran.

Pasangan, yang meninggalkan seorang anak perempuan berusia enam bulan serta eyangnya pada hari penembakan, mengenakan perlengkapan taktis hitam dengan banyak kantong untuk membawa magazin dan bom dan meninggalkan tiga bom pipa yang saling terikat dengan pengendali di satu tas yang ada di lokasi penembakan menurut polisi.

Perangkat itu tampaknya gagal meledak. Empat senapan magazin juga tertinggal di tempat kejadian.

Tersangka Farook bekerja di Departemen Kesehatan San Bernardino County selama lima tahun. Dia menghadiri pesta liburan di ruang konferensi Inland Regional Center pada Rabu pagi, tapi kemungkinan pergi dalam keadaan marah setelah perselisihan. Dia dan istrinya kembali dengan perlengkapan perang dan menembaki ruangan itu.

Farook dikenal sebagai Muslim pendiam yang menjalani rutinitas pergi bekerja, pulang ke rumah dan berdoa. Dia dan istrinya tidak ada dalam daftar pantauan teror atau catatan kriminal.

Rekan kerja Farook sebelumnya memberi keterangan penting kepada polisi yang kemudian membuat polisi melakukan penggeledahan di rumah mereka, dimana polisi menemukan mobil Ford Expedition yang dicurigai digunakan pasangan itu serta lantas memburu dan membunuh mereka.

Asisten Direktur Kantor FBI Los Angeles David Bowdich mengatakan mereka masih perlu waktu dan bukti untuk mengetahui apakah itu serangan teror.

Sekitar 300 polisi dari tujuh badan di tingkat lokal, negara bagian dan federal menangani serangan penembakan Rabu dengan 23 petugas terlibat dalam baku tembak yang menewaskan para tersangka, yang menembakkan 76 peluru ke petugas.

Burguan mengatakan pasangan itu kemungkinan sudah merencanakan serangan tapi polisi masih butuh penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui motif mereka.

Dia juga mengatakan empat senjata api yang mereka gunakan dalam penembakan itu kemungkinan diberi secara legal dan terdaftar.

Malik adalah warga Pakistan. Farook kembali ke Amerika Serikat bersama Malik, yang dia kenal lewat daring, setelah melakukan perjalanan ke Arab Saudi.

Penembakan yang mereka lakukan pukul 11.00 waktu setempat di Inland Regional Center yang ketika itu menjadi tempat beberapa ratus warga berkumpul mengejutkan masyarakat Amerika Serikat.

Pusat lembaga nirlaba yang memberikan layanan dengan masalah perkembangan itu memiliki sekitar 670 karyawan dan melayani 30.000 orang lebih.

Penembakan di bagian selatan California pada Rabu merupakan penembakan massal ke-353 dalam 336 hari terakhir dalam tahun ini di Amerika Serikat menurut data induk yang melacak penembakan massal di negara itu.

Presiden Barack Obama pada Kamis pagi mengatakan bahwa "Kami akan mencari tahu yang mendasari ini. Mungkin ada berbagai motif dari semua ini."

Dia juga menyerukan pengetatan aturan kepemilikan senjata setelah penembakan massal itu, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015