Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, guru, termasuk pendidik di madrasah, merupakan "pemilik saham" terbesar pendidikan nasional meski disayangkan banyak dari para pahlawan tanpa tanda jasa ini belum sejahtera.

"Guru sesungguhnya adalah pemilik saham terbesar dan utama," kata Lukman Hakim usai acara Gelar Expose Sembilan Tahun Penyelenggaraan Sertifikasi Guru di Jakarta, Jumat malam.

Menurut Menag, guru madrasah memiliki peran paling penting setiap keberhasilan pendidikan. Meski begitu, guru kerap belum menerima bagi hasil dari "saham pendidikan" itu. Dengan kata lain, kapital dari biaya pendidikan belum mampu menyejahterakan mereka.

Dia mengatakan sudah selayaknya guru mendapatkan apresiasi tak terhingga atas jasa-jasanya.

"Semua orang yang menyandang peran guru sangat berjasa karena bangsa ini butuh mereka dalam upaya mengembangkan kapasitas bangsa," katanya.

Sementara itu, dia berharap guru agar dapat terus belajar sekaligus membelajarkan masyarakat.

Di sisi lain, Lukman mengakui kelemahan kementeriannya karena belum dapat memberikan sertifikasi kepada semua guru madrasah karena memiliki keterbatasan anggaran. Lewat sertifikasi ini guru diharapkan meningkat kemampuan mendidiknya, sekaligus mendapatkan insentif tambahan dari negara.

Selain itu, kata dia, banyak guru madrasah yang sampai saat ini belum memenuhi kualifikasi untuk mendapatkan sertifikasi guru lantaran belum bergelar sarjana (S-1).

Kemenag sendiri melaksanakan sertifikasi guru sejak 2006. Program ini menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Sertifikasi, kata Lukman, juga merupakan upaya agar mutu, proses, hasil pendidikan, martabat guru dan profesional mereka meningkat.

Berdasarkan data, jumlah guru di bawah Kemenag adalah 1.100.238 dengan terbagi kepada 232.415 guru Pendidikan Agama Islam dan 813.590 guru madrasah.

Dari total guru itu, 565.392 telah mendapatkan sertifikasi, sementara sisanya yaitu 534.846 belum tersertifikasi. 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015