Baikonur, Kazakhstan (ANTARA News) - Pesawat Soyuz yang meluncur dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan sukses mengantarkan astronot Inggris, Rusia dan Amerika ke Stasiun Antariksa Internasional (International Space Station/ISS) pada Selasa (14/12).

Perjalanan yang tidak mulus itu berakhir dengan sedikit penundaan kedatangan ke dok pada pukul 17.33 GMT karena komandan Yuri Malenchenko dari Rusia membatalkan prosedur otomatis dan secara manual memandu pesawat antariksa ke stasiun.

Bersama Malenchenko, ada bekas pilot Apache militer Inggris, Tim Peake, dan astronot Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) Tim Kopra, veteran penerbangan jangka lama ke luar angkasa yang kali ini menjalankan misi antariksa keempatnya.

Peake (43), bekas mayor tentara yang menjalankan misi enam bulan untuk Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA), menjadi astronot pertama yang mewakili pemerintah Inggris dan mengenakan bendera Union Jack di lengannya.

Orang Inggris pertama yang mengantariksa adalah Helen Sharman, yang melakukan perjalanan menggunakan pesawat antariksa Soviet selama delapan hari tahun 1991.

Peake tersenyum ceria dan tampak percaya diri saat menyiapkan diri untuk penerbangannya menggunakan pesawat antariksa pada awal Selasa.

Dia dilepas oleh keluarganya setelah menjalankan seluruh ritual pra-peluncuran di Baikonur, termasuk di antaranya menandatangani pintu hotel dan mendapat berkat dari pendeta Orthodox.

Sebagian besar dari tradisi yang juga meliputi acara menyaksikan film laga Rusia tahun 1970 "White Sun of the Desert" pada petang hari sebelum peluncuran itu berlangsung sejak tahun-tahun awal penjelajahan antariksa.

Bahkan tempat peluncuran pesawat berawak di tempat itu masih sama sejak misi pertama Yuri Gagarin tahun 1961.

Misi Peake, yang disebut Principia seperti karya Isaac Newton, meliputi percobaan-percobaan ilmiah seperti menguji penggunaan gas sebagai alat untuk memonitor peradangan paru.

Malenchenko, Kopra dan Peake dijadwalkan kembali ke Bumi pada 5 Juni tahun depan, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015