Tim DVI Sultra sudah berusaha melakukan proses identifikasi dan selama berhari-hari dilakukan pengumpulan data ante mortem. Tetapi, memang data yang masuk sangat sedikit sehingga menyulitkan proses identifikasinya,"
Makassar (ANTARA News) - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) terpaksa memakamkan empat jenazah tanpa identitas karena kurangnya data ante mortem darin pihak keluarganya penumpang.

"Tim DVI Sultra sudah berusaha melakukan proses identifikasi dan selama berhari-hari dilakukan pengumpulan data ante mortem. Tetapi, memang data yang masuk sangat sedikit sehingga menyulitkan proses identifikasinya," ujar Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Kombes Pol Frans Barung Mangera di Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, sejak kejadian hari pertama hingga berakhirnya misi pencarian hari ini, pihaknya selalu bertukar informasi dengan DVI Polda Sultra karena beberapa penumpang juga banyak ditemukan di perairan Siwa, Kabupatn Wajo, Sulawesi Selatan dan di Perairan Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Tim DVI Polda Sultra dan DVI Polda Sulselbar terus bertukar informasi dan dari 106 korban yang telah dievakuasi itu 40 orang dinyatakan selamat dan telah kembali ke keluarganya masing-masing. Sedangkan sisanya 66 orang ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa lagi.

Dari jumlah itu pula, 20 korban meninggal telah berhasil diidentifikasi oleh DVI Polda Sulselbar dan 46 diidentifikasi oleh DVI Polda Sultra. Namun, hanya 42 yang berhasil teridentifikasi dan empat orang lainnya itu tidak dikenali lagi.

"Dan yang berhasil diidentifikasi oleh tim DVI Polda Sultra sebanyak 42 jenazah. Sementara empat jenazah lagi belum teridentifikasi. Keempatnya juga dimakamkan hari ini karena banyak faktor," katanya.

Berdasarkan koordinasi bersama antara Kapolres Kolut, Tim DVI Polri, Pemda Kolut, serta Pemda Kolaka, diputuskan, empat jenazah itu akan dimakamkan. Namun kepolisian terlebih dahulu sudah mengambil sampel data DNA para korban.

Kondisi jenazah yang sudah rusak dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit. Sementara data antemortem korban juga minim.

KM Marina mengangkut penumpang sebanyak 118 orang, di antaranya 91 orang dewasa, 19 anak-anak dan balita serta selebihnya anak buah kapal (ABK).

Kapal Motor (KM) Marina berangkat dari Pelabuhan Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, menuju Pelabuhan Bansalae, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Sabtu (19/12) sekitar pukul 11.00 Wita.

Kemudian setelah berlayar beberapa jam, kapal itu dihantam ombak besar dan sempat melaporkan ke Syahbandar Siwa sekitar pukul 16.00 Wita bahwa kapal itu kemasukan air akibat terjangan ombak besar.

Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015