... penting bagi kita untuk tidak membiarkan kita terpecah-belah, tidak juga bagi generasi ke generasi, tidak juga di kelompok sosial, dan tidak juga kepada mereka yang telah berada di sini, dan mereka yang kini menjadi warga negara baru Jerman...
Jakarta (ANTARA News) - Kanselir Jerman, Angela Merkel, memberi sinyal dia akan memakai kekuatan ekonomi Jerman terhadap jumlah pengungsi emigran yang ditampung negara itu sebagai keunggulan negara, sekaligus mengingatkan warganya agar menolak konflik sosial yang diembuskan kalangan nasionalis. 




Dia namakan konflik sosial itu sebagai kebencian di dalam hati mereka. Jumat dini hari waktu setempat ini, di seluruh dunia, Tahun Baru 2016 disambut dengan berbagai harapan akan kebaikan dan kemakmuran bersama. 




Dalam pesan Tahun Baru yang Merkel tujukan atas dampak krisis pengungsi emigran itu, dia menyatakan bahwa migrasi juga tentu akan membebani Jerman atas waktu, biaya, dan usaha. Merkel sampaikan pesan Tahun Baru itu dari kantornya, di Berlin, sebagaimana dinyatakan bloomberg, Jumat. 




Merkel, yang menjadi sosok paling berpengaruh tahun ini, menegaskan agar memperlakukan hal itu sebagai kesempatan memodernisasi dan meremajakan ekonomi terbesar Eropa itu. Ini juga yang mengantar dia menuju predikat internasional itu sekaligus menurunkan peringkatnya di Jerman. 




Pada sisi lain, terkait pengungsi emigran itu, dia menggarisbawahi hal pokok yang harus dikedepankan Jerman pada 2016 ini, yaitu solidaritas Jerman. 




“Sangat penting bagi kita untuk tidak membiarkan kita terpecah-belah, tidak juga bagi generasi ke generasi, tidak juga di kelompok sosial, dan tidak juga kepada mereka yang telah berada di sini, dan mereka yang kini menjadi warga negara baru Jerman,” kata dia. 




Masyarakat, kata Merkel, seharusnya tidak mengikuti kebekuan, atau bahkan kebencian di hati mereka, dan mereka yang merasa berhak menghendaki Jerman untuk diri mereka sendiri dan mencari cara untuk memarginalisasi mereka. 




Jerman, kata dia, harus percaya diri dan bebas merdeka, dan bersikap kosmopolitan. Agar integrasi ini bisa berhasil, mereka harus belajar dari kesalahan pada masa lalu. 




“Nilai-nilai kita, tradisi-tradisi kita, kepekaan akan keadilan, bahasa kita, hukum kita, dan aturan kita, berlaku untuk semua saja yang tinggal di sini,” kata dia. Semua negara yang sukses mengintegrasikan pendatang tentu meraih keuntungan secara ekonomi dan sosial. 




Jerman pernah menemui kesulitan saat integrasi Jerman Barat dan Jerman Timur terjadi pada 1990. Latar belakang yang banyak sekali berbeda pada berbagai aspek antara Jerman Barat yang makmur dan bebas dengan Jerman Timur yang kurang sejahtera dan terbiasa terkekang, pada akhirnya bisa mereka jembatani secara baik. 


Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016