Istanbul (ANTARA News) - Satu ledakan besar di Sultanahmet Istanbul yang hingga kini belum diketahui penyebabnya pada Selasa waktu setempat tewaskan 10 orang, dan 15 orang terluka, jelas pemerintah Istanbul.

Ledakan di kawasan wisata di kota terpadat di Turki terjadi sekitar pukul 10.00 waktu setempat.

Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, mengatakan, kebanyakan korban tewas warga negara Jerman.

Berdasarkan sumber dari kantornya, Ahmet telah memberi tahu kepada kanselir Jerman Angela Merkel lewat telepon bahwa kebanyakan dari 10 yang tewas adalah warga Jerman.

Korban yang terluka telah di bawa ke rumah sakit terdekat, saat ini polisi masih berjaga-jaga di tempat kejadian.

Presiden Turki, Tayyip Erdogan, menduga ledakan tersebut berasal dari bom bunuh diri Syria.

Mengutip euronews.com, pada saat kejadian banyak warga yang mengira ledakan itu sebagai gempa bumi.

"Aku pikir tadi gempa bumi, tanahnya berketar. Kami melihat mayat bergelimpangan dan orang terluka terbaring di tanah. Beberapa menit kemudian polisi datang, ambulans datang dan semua orang panik," kata salah satu orang yang berada dekat dengan tempat kejadian.

Pengunjung yang lain tidak merasakan dan mengetahui kejadian atau efek dari ledakan itu.

"Aku tidak tahu banyak. Karena aku merasa baik-baik saja. Aku tidak tahu sampai ada yang mengatakan kepadaku ada yang meninggal, 10 orang, jadi aku khawatir," kata wisatawan asal Spanyol, Oscar.

Tempat wisata terdekat dengan lokasi kejadian seperti Hagia Sophia dan Basilica Cister telah ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016