Yangon (ANTARA News) - Myanmar mulai melepaskan kelompok pertama dari sekitar 100 orang tahanan pada Jumat.

Pembebasan tahanan itu dilakukan beberapa hari sebelum parlemen yang didominasi oleh para anggota dari partai pimpinan Aung San Suu Kyi bersidang setelah kemenangannya dalam pemilihan November.

Pembebasan para tahanan oleh pemerintahan Presiden Thein Sein terjadi setelah Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mendesak Myanmar untuk membebaskan seluruh tahanan politik dalam lawatan pada Senin.

Amnesti itu merupakan warisan yang ditinggalkan Thein Sein. Pemerintahan semi sipilnya pada 2011 menggantikan pemerintahan militer yang telah berkuasa di Myanmar selama 49 tahun, mengantar serangkaian reformasi politik dan ekonomi.

Ketika pemerintahan mendatang mulai berkuasa, soal tahanan politik tak lagi akan jadi ganjalan.

"Sejauh ini 18 tahanan politik dibebaskan dari Penjara Insein. Mereka akan membebaskan seluruhnya 21 orang hari ini," kata seorang pejabat penjara kepada kantor berita Reuters.

Insein merupakan salah satu penjara terbesar di Myanmar, digunakan untuk menahan para tahanan politik termasuk Su Kyi pada 2003.

Phillip Blackwood, warga negara Selandia Baru yang ditahan dua setengah tahun karena menghina agama, tampaknya akan dibebaskan pada Jumat.

(Uu.SYS/A/M016/A/M016)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016