Tidak boleh setengah-setengah, tidak ada tawar-menawar."
Jakarta (ANTARA News) -  Sebanyak empat kabupaten menjadi prioritas Badan Restorasi Gambut (BRG) pasca-kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan, kata Kepala BRG, Nazir Foead.

"Pertama di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, kemudian Meranti, Riau, dan dua kabupaten di Sumatera Selatan, yaitu di Ogan Komering Ilir (OKI) dan Musi Banyuasin," ujarnya di Jakarta, Kamis.

Menurut mantan aktivis Dana Suaka Margasatwa Dunia (World Wild-Life Fund for Nature/WWF) itu, empat kabupaten tersebut yang terparah mengalami kebakaran lahan tahun lalu sehingga menjadi daerah pemula yang menjadi prioritas restorasi gambut.

Usai dilantik sebagai Kepala BRG oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (20/1), Nazir sempat mengemukakan bahwa ada tujuh wilayah yang menjadi prioritas BRG sesuai Peraturan Presiden Nomor 1 tanggal 6 Januari 2016, yaitu Sumatera Selatan Jambi, Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua.

"Papua juga akan menjadi fokus, walaupun gambut di Papua tidak sedalam gambut di Sumatera atau Kalimantan, dan syukur Alhamdulillah, keadaan Papua masih relatif baik. Jadi, kita harus cegah jangan sampai gambut di Papua yang masih baik ini terdegradasi mengikuti nasib gambut yang ada di sumatera," kata Nazir.

Mengenai sanksi kepada perusahaan yang terbukti terlibat dalam kebakaran hutan, ia menyatakan sesuai instruksi Presiden pada Rapat Terbatas tanggal 23 Oktober 2015 dan Kongres Gambut Internasional di Jakarta tanggal 13 November 2015 sudah jelas bahwa penegakkan hukum harus tegas.

"Tidak boleh setengah-setengah, tidak ada tawar-menawar," ujarnya.

Nazir mengemukakan, akan mengupayakan agar restorasi lahan gambut bisa memiliki manfaat langsung bagi masyarakat.

Ia pun menjanjikan, melibatkan masyarakat sipil dalam konstruktif pembangunan sekat, kemudian memelihara, misalnya dengan menanam tanaman yang bernilai ekonomi dan dapat tumbuh subur di lahan gambut seperti menanam sagu dan jagung.

"Jadi, itu sudah manfaat langsung diterima masyarakat dan tidak langsung karena jasa lingkungan gambut menyediakan air, mencegah kebakaran, dan tempat tertentu itu juga ada perikanan air tawar dan gambut menjadi habitat yang bagus bagi industri perikanan air tawar," katanya.

Untuk itu, ia mengharapkan, selain melakukan tindakan konstruktif memperbaiki lahan gambut juga harus ada sosialisasi bersama masyarakat untuk menggunakan api dalam membuka lahan tidak lagi dilakukan.

Kemudian, industri juga memberikan dukungan, misalnya kepada masyarakat yang ingin membuka lahan dengan meminjamkan eskavator setelah ada perencanaan dari pemerintah daerah, demikian Nazir Foead.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016