Tokoh ulama dan pendidik tidak bisa hanya katakan `Say No to Drug`. Tapi perlu lebih dari itu, karena produk-produknya juga semakin canggih dan beragam, preventif juga harus lebih canggih,"
Mataram, NTB (ANTARA News) - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan tokoh ulama dan pendidik perlu selalu memperbarui informasi soal penyalahgunaan narkoba supaya lebih kreatif dalam melakukan tindakan preventif.

"Tokoh ulama dan pendidik tidak bisa hanya katakan Say No to Drug. Tapi perlu lebih dari itu, karena produk-produknya juga semakin canggih dan beragam, preventif juga harus lebih canggih," kata Khofifah saat meresmikan Pusat Informasi dan Edukasi Napza di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis.

Tokoh ulama, menurut dia, juga perlu tahu jenis-jenis narkoba, psikotropika dan zat adiktif (napza) yang baru sekaligus dampaknya sehingga saat khotbah bisa sekaligus memberikan informasi dan edukasi terbaru tentang bahaya napza kepada masyarakat.

"Ada psikotropika ditemukan berbentuk tipis seperti tisu, tapi dampaknya begitu dasyat. Penyebarannya pun semakin luas hingga ke pelosok, salah satu kabar yang baru saja kita dengar cukup mengejutkan ditemukannya 100 kilogram narkoba di Jepara," Mensos mencontohkan.

Karena itu, ia mengajak tokoh ulama dan pendidik untuk datang ke Pusat Informasi dan Edukasi Napza supaya tahu jenis-jenis yang baru sekaligus dampaknya.

Sebelumnya, ia mengatakan Kementerian Sosial (Kemsos) sebenarnya hanya memiliki tugas rehabilitasi pengguna narkoba.

Namun saat ini peredaran narkoba disebutnya semakin luas, di lain pihak rehabilitasi sangat mahal.

Karena itu, lanjutnya, Kemsos menginisiasi untuk melakukan kegiatan preventif dengan membangun Pusat Informasi dan Edukasi Napza di sejumlah daerah, salah satunya di Mataram, NTB.

"Sudah ada empat Pusat Informasi dan Edukasi Napza di daerah. Harapannya 2016 bisa bertambah," ujar dia.

Ia juga berharap tokoh pendidik mulai bergantian mengajak anak-anak didiknya untuk datang ke Pusat Informasi dan Edukasi Napza sehingga pencegahan penyalahgunaan narkoba berjalan maksimal.

"Kita kan tidak mau estimasi BNN di 2019 itu jumlah pecandu narkoba bertambah jadi 7,4 juta," ujar Khofifah.

Pusat Informasi dan Edukasi Napza di Mataram menggunakan dana APBN 2015. Alasan dibangun di Mataram, menurut dia, karena kota ini menjadi salah satu yang banyak dikunjungi wisatawan.

"Kita kan tidak mau Mataram yang ada di peringkat 18 terbanyak pengguna narkobanya jadi masuk 10 besar," ujar Khofifah.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016