Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) melakukan empat penelitian sekaligus pada Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan melintasi 12 provinsi di Indonesia pada 9 Maret 2016.

Kepala Pusat Sains Antariksa Lapan Clara Yono Yatini saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin, mengatakan empat penelitian GMT 2016 secara terpisah akan dilakukan peneliti Lapan mulai dari tanggal 4 hingga 10 Maret 2016.

Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman kondisi geomagnet ketika GMT terjadi, menurut dia, akan mulai dilakukan oleh Koordinator Ilmiah Pusat Sains Antariksa Lapan Mamat Ruhimat bersama timnya pada 4 hingga 10 Maret 2016 di Ternate.

Selain itu, penelitian yang rencananya dilakukan bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kyushu University, dan Nagoya University tersebut akan mencari tahu gangguan geomagnet saat gerhana matahari total terjadi.

Penelitian lain yang dilakukan tim peneliti Lapan Farahhati Muntahana yakni meninjau kembali perhitungan efek lensa gravitasi melalui pengamatan GMT 2016 dari Benteng Tolukko di Ternate.

Penelitian ini diharapkan dapat meninjau kembali pengukuran sudut pembelokan oleh efek lensa gravitasi terhadap bintang-bintang latar belakang di sekitar piringan matahari saat gerhana matahari total, dan perhitungan kembali massa matahari.

Tim lainnya yang dipimpin peneliti Lapan Rhorom Priyatikanti akan melakukan penelitian indeks perataan photometrical untuk fase siklus matahari dan prediksi amplitudo menggunakan cahaya putih matahari corona selama GMT 2016.

Sedangkan tim dari peneliti Lapan lainnya Emanuel Sungging Mumpuni akan berada di Kecamatan Maba di Halmahera Timur, Maluku Utara, untuk fokus melakukan spektoskopi korona. Rencananya lokasi pengamatan akan dilakukan di dekat bekas pangkalan speedboat Maba.

"Penelitian untuk spektroskopi hanya akan dilakukan di Maba, tidak di Ternate," ujar dia.

Sebelumnya Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan gerhana matahari total unik karena posisi bulan menutupi matahari tidak selalu terjadi setiap bulan baru. Terkadang satu wilayah di bumi baru akan dilintasi GMT satu kali dalam 350 tahun.

Pada GMT 2016, ia mengatakan jalur totalitas gerhana dimulai dari Samudra Hindia hingga Pasifik di sebelah utara Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat dengan rentang sejauh 1.200-1.300 kilometer (km), dengan lebar jalur mencapai 155-160 km melintasi 12 provinsi di Indonesia.

Provinsi-provinsi tersebut antara lain Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Namun demikian, menurut dia, tidak semua daerah di provinsi tersebut dilintasi jalur totalitas gerhana.

Selain itu, Thomas mengatakan lama GMT yang melintasi wilayah Indonesia antara 1,5 hingga lebih dari tiga menit. Jika Seai di Pulau Pagai Selatan, Sumatera Barat, dilintasi sangat singkat selama 1 menit 54 detik maka Maba di Halmahera Timur, Maluku Utara, menjadi lokasi terlalu dilintasi mencapai 3 menit 17 detik.

Dan totalitas GMT 2016 akan terjadi di satu titik di Samudra Pasifik selama 4 menit 9 detik, ujar Thomas.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016