Jakarta (ANTARA News) - Penggemar karya Dewi "Dee" Lestari dimanjakan dalam perayaan 15 tahun Supernova lewat pameran memorabilia, pembacaan penggalan tiap novel berpadu pertunjukan musik, kisah di balik penulisan, serta bincang-bincang bersama sang penulis. 

"Ini momen emosional bagi saya," kata Dee di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Minggu. 

Perayaan 15 tahun yang bertepatan dengan seri terakhir Supernova membuat perasaan Dee campur aduk, antara senang, lega dan sedih. 

Buku keenam "Inteligensi Embun Pagi" adalah pamungkas dari buku-buku sebelumnya yakni "Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh" (2001), "Akar" (2004), "Petir" (2004)," Partikel" (2012), dan "Gelombang" (2014).

"Ketika mengerjakan, rasanya ingin cepat selesai tapi juga takut kehilangan." 

Acara "15 Tahun Supernova: Bintang Jatuh Hingga Embun Pagi" menghadirkan draft-draft novel heksalogi Supernova, empat macam laptop yang dipakai untuk menulis Supernova dari waktu ke waktu, juga peta ide yang memudahkan Dee menulis karya-karya dengan berbagai karakter yang pada akhirnya bersinggungan di buku pamungkas 

"Inteligensi Embun Pagi". Penggemar diajak kembali ke 15 tahun lalu, satu persatu penggalan dari tiap novel dibacakan oleh Dee, Chicco Jerikho, Dinda Kanya Dewi, Amanda Zevannya dan Joko Anwar. 

Pembacaan tiap fragmen novel diiringi musik yang melibatkan Reza Gunawan, suami Dewi, sebagai pianis, Chaka Priambudi (kontra bass) dan Bima Marwan (klarinet). Perempuan yang dulu tergabung dalam trio Rida, Sita, Dewi itu juga memperdengarkan suara merdunya. 

Di beberapa segmen dia menyanyi sendirian, dia juga tampil ditemani saudari-saudarinya Imelda Rosalin, penyanyi dan pianis jazz, serta vokalis band Mocca Arina Ephipania, pada kesempatan lain Imelda dan Arina tampil solo di atas panggung.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016