Sepakbola sudah menjadi belahan jiwa saya. Sepakbola selalu membuat dan merasuk semua jiwa orang yang melakoninya."
Jakarta (ANTARA News) - Pilihan hidup untuk mengabdi dalam dunia sepakbola di tanah air masih tertanam dalam diri Jan Somar. Setelah pensiun dari pemain sepakbola, Jan kini melatih Sekolah Sepak Bola (SSB) Endang Witarsa Banteng, Jakarta Pusat.

Jan Somar yang lahir di Merauke, Papua pada 1973 itu sebelumnya sempat melatih di SSB Union Makes Strength (UMS) yang didirikan drg. Endang Witarsa tahun 1905. Kala itu, tempat latihan UMS berlokasi di kawasan Glodok, Jakarta Pusat.

"Sejak 14 September 2015 lalu, saya melatih di SSB Endang Witarsa. Untuk tempat latihan kami memlilih di lapangan Banteng, Jakarta Pusat," kata Jan dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu.

Dia  mengharapkan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga lebih memperhatikan lagi proses rekriutmen pemain bola di Indonesia khususnya yang masih berusia dini. "Proses rekriutmen pemain bola berusia dini saat ini belum maksimal. Masih jauh dari standard," katanya.

Menurut Jan, mengenai infrastruktur atau lapangan sepak bola yang ada di Indonesia saat masih jauh dari standard. "Pemain sepak bola harus latih sejak dini. Idealnya pembinaan pemain dimulai ketika anak masih berusia 5 tahun. Hal ini akan lebih mempermudah pembentukan karakter pemain bola itu nantinya," ujarnya.

Dia menjelaskan, sebagai pelatih sepak bola menjadi sesuatu yang hal menyenangkan. Apalagi, jika dilakoni dengan senang hati, akan menambah rasa kecintaan kita kepada anak-anak. "Sepakbola sudah menjadi belahan jiwa saya. Sepakbola selalu membuat dan merasuk semua jiwa orang yang melakoninya," katanya.

Meski sudah tidak melatih di UMS lagi, Jan selalu berharap agar UMS selalu hadir dalam blantika persepakbolaan di Tanah Air. "UMS dulu, sekarang dan akan datang selalu akan hadir di blantika sepakbola. Jaminan yang penting tekad dan pengabdian saya untuk sepakbola tetap kuat," ujarnya.

Dia mengharapkan agar Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi lebih memperhatikan lagi pembinaan sepak bola di Indonesia dengan cara memperbanyak kompetisi sepakbola usia dini.

"Karena muara dari latihan adalah pertandingan yang kompetitif agar prestasi bisa jadi tujuan akhir pembinaan. Pemerintah dalam hal ini Menteri Pemuda dan Olah Raga adalah pemilik dari segala infrastruktur. Tanpa itu semua, mustahil bisa melahirkan atlet-atlet yang berprestasi," demikian Jan Somar.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016