London (ANTARA News) - Pemerintah negara Afrika bagian selatan dan donor harus menanggapi cepat bencana kekeringan, yang dipicu oleh El Nino, kata lembaga bantuan, Kamis, mengingat jutaan orang terancam kelaparan.

Saat menanggapi pernyataan Masyarakat Pembangunan Afrika bagian Selatan (SADC) pada Rabu, yang menyebut terjadi bencana kawasan, Oxfam, Save the Children dan CARE mengatakan sekitar 28-30 juta orang terancam kelaparan parah, jumlah yang bisa naik cepat menjadi 49 juta jika tidak ada tindakan.

"Kami sangat prihatin pada dampak bencana itu terhadap perempuan dan perempuan anak-anak," kata Emma Naylor-Ngugi dari lembaga kemanusiaan CARE, "Semakin banyak keluarga tidak dapat makan dan hanya makan buah-buahan liar untuk bertahan."

Lembaga-lembaga itu mendesak pemerintah dan donor menggalang tanggapan mereka untuk menghadapi kekeringan itu, yang dipicu fenomena kuat El Nino, yang telah memicu terjadinya dua panen buruk berturut-turut dan kegagalan panen pendukung kehidupan.

Kekeringan telah melanda sebagian besar wilayah itu, termasuk kawasan yang disebut sabuk jagung di Afrika Selatan, perekonomian paling maju di benua tersebut dan produser atas makanan pokok.

"Investasi pada respon kuat hendaknya dilakukan bulan-bulan penting lalu, sekarang sangat darurat," kata Alan Paul dari Save the Children untuk wilayah Afrika bagian Timur dan Selatan.

Meskipun fenomena cuaca kuat El Nino yang menjadi penyebab kekeringan diperkirakan akan menghilang dalam beberapa bulan mendatang, dampaknya pada masyarakat di negara-negara yang terkena dampak akan bertahan jauh lebih lama, menurut peringatan PBB.

Innocent Katsande dari Oxfam mendesak semua pemerintahan di Afrika bagian selatan untuk menyatakan bencana kekeringan dan menyebut Malawi sebagai contoh dari pemerintah yang belum melakukannya.

"Kepemimpinan politik penting," katanya, "Pemerintah perlu untuk mengkoordinasikan respon mereka terhadap krisis, menyatukan donor dan lembaga."

Pengumuman SADC menyetujui pembentukan tim logistik regional untuk mengkoordinasikan respon langsung, dan mendesak negara-negara anggota untuk meningkatkan pengembangan teknologi untuk pertanian, energi, dan air, dalam upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap orang termiskin di kawasan itu.

"Fenomena saat ini adalah tanda yang kuat dari apa yang bisa kita harapkan dari dunia dengan iklim yang berubah," kata Daniel Sinnathamby dari Oxfam.

"Kita perlu untuk memenuhi kebutuhan mendesak rakyat tapi kita harus mengatasi masalah jangka panjang yang telah membuat laki-laki, perempuan dan anak-anak di Afrika bagian selatan sangat rentan," katanya sebagaimana dilaporkan Reuters Thompson.

(G003/B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016