Jakarta (ANTARA News) - Hillary Clinton dari Demokrat dan Donald J. Trump dari Republik menang mutlak pada pemilihan pendahuluan untuk penentuan calon presiden Amerika Serikat dari kedua partai, di Arizona.

New York Times menyebut keberhasilan mereka merebut Arizona membersitkan harapan keduanya tidak perlu berlama-lama lagi untuk dideklarasikan sebagai calon presiden dari kedua partai sehingga mereka bisa cepat saling berhadapan demi Pemilu Presiden November tahun ini.

Namun Hillary dikalahkan Senator Bernie Sanders di Idaho dan kausus Utah.

Trump juga terhenti di Utah setelah diatasi oleh seteru utamanya Senator Ted Cruz yang telah memenangkan 50 persen suara di Utah.

Menurut New York Times, kemenangan besar Hillary di Arizona di mana 75 suara delegasi dipertaruhkan, membuatnya menggapai kemenangan substansial terhadap Sanders yang masih membutuhkan banyak lagi suara delegasi.

Berbicara kepada pendukungnya di Seattle setelah memenangkan Arizona, Hillary memanfaatkan momen itu untuk berbicara soal Bom Brussels yang dilanjutkan dengan serangan kepada baik Trump maupun Cruz yang menjadi calon-calon lawannya yang terkuat dari Republik.

"Terpenting yang kita perlukan, sahabat-sahabatku, adalah pemimpin yang mampu melawan ketakutan. Melawan teror, Amerika tidak perlu panik. Kita tidak membangun tembok atau meninggalkan sekutu kita. Kita tidak boleh menyingkirkan apa pun yang kita tahu berlaku dan yang tidak berlaku, dan lalu menyiksa (orang)," kata Hillary.

Trump memang berkomentar bahwa dinas intelijen AS mesti menerapkan lagi teknik siksaan kepada para pelaku dan tersangka teror untuk mencegah serangan teror terjadi.




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016