Pangsa pasar bioskop masih sangat besar. Pemainnya masih terbatas, bisnisnya juga baru berkembang di level kota besar saja."
Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan grup Lippo, PT First Media Tbk (KBLV) menganggarkan belanja modal atau "capital expenditure" (capex) tahun 2016 sebesar Rp800 miliar sampai Rp900 miliar yang mayoritas digunakan untuk ekspansi bisnis bioskop yang dijalankan anak usaha yakni PT Cinemaxx Global Pasifik.

"Pangsa pasar bioskop masih sangat besar. Pemainnya masih terbatas, bisnisnya juga baru berkembang di level kota besar saja," kata Presiden Direktur KBLV Irwan Djaja di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, potensi pasar bioskop di dalam negeri akan terus berkembang mengingat baru terdapat 1.100 layar dan didominasi oleh satu pemain dengan kepemilikan 700 layar. Sisanya dimiliki beberapa pelaku industri lainnya.

"Masih bisa 4.000 sampai 5.000 layar bioskop di Indonesia," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa pada tahun 2014 lalu perseroan baru membangun sebanyak 26 layar di lima lokasi. Kemudian pada 2015 bertambah menjadi 73 layar di 14 lokasi di 10 kota. Perseroan optimistis jumlah penontonnya juga akan terus bertambah.

Ia mengemukakan bahwa pada 2015, pendapatan KBLV sebesar Rp1,062 triliun, kontribusi bisnis bioskop sebesar Rp176,941 miliar atau menempati peringkat kedua setelah kontributor utama yaitu bisnis internet sebesar Rp617,453 miliar.

Sementara itu, Komisaris KBLV, Didik J Rachbini mengatakan bahwa sekitar 50 juta dari total penduduk Indonesia merupakan masyarakat kelas menengah. Masyarakat kelas itu memiliki tingkat konsumsi yang tinggi sehingga bisnis bioskop berpotensi berkembang.

"Mereka akan mengonsumsi apa saja mulai dari inovasi makanan, internet, termasuk bioskop. Itu potensi besar," kata dia.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016