Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan rasa prihatin dan berbelasungkawa atas terjadinya gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) di Ekuador yang telah menyebabkan korban jiwa.

"Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan simpati dan belasungkawa terhadap Pemerintah dan rakyat Ekuador, khususnya korban dan keluarga korban," kata pernyataan dari Kemlu RI.

Gempa tersebut terjadi pada Sabtu (16/4), dengan pusat gempa berjarak 173 kilometer dari ibukota Ekuador, Quito.

Hingga saat ini jumlah korban jiwa akibat gempa itu mencapai 246 orang. Selain menyebabkan korban meninggal, gempa juga membuat beberapa gedung serta jembatan di kota Manta dan Guayaquil runtuh.

Pemerintah setempat telah menyatakan keadaan darurat nasional dan mengeluarkan peringatan tsunami. Evakuasi di daerah pesisir pantai Ekuador terus dilakukan.

Dari hasil koordinasi yang dilakukan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Quito, didapat informasi bahwa sejauh ini tidak ada laporan mengenai warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam gempa tersebut.

Selain itu, masyarakat Indonesia di Ekuador dilaporkan dalam keadaan baik.

Menurut data KBRI Quito, WNI di Ekuador berjumlah sekitar 45 orang dan sebagian besar tinggal di daerah pegunungan. Ada dua orang WNI pelaut terdata tinggal di daerah Manta, dekat lokasi gempa.

KBRI Quito terus mamantau keadaan para WNI dan mengimbau untuk tetap waspada dan menghindari berpergian ke daerah pesisir pantai Ekuador.

Selain itu, KBRI Quito akan terus berkoordinasi dengan otoritas setempat serta jaringan masyarakat Indonesia di Ekuador untuk memonitor perkembangan situasi setelah gempa.

Untuk informasi lebih lanjut, warga Indonesia di Ekuador dapat menghubungi "hotline" KBRI Quito pada nomor +593997278520 dengan Herman.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016