Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, menyatakan cuaca panas yang terjadi di wilayah Provinsi Riau saat ini merupakan dampak posisi matahari yang berada di atas garis Equator.

"Dalam beberapa hari terakhir cuaca memang terasa cukup panas. Hal ini terjadi karena posisi matahari yang berada di atas garis Equator," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.

Ia mengatakan hal itu membuat posisi matahari lebih dekat dengan permukaan bumi yang menyebabkan penyinaran matahari langsung di Riau sehingga mengakibatkan panas matahari dirasakan lebih tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Akibatnya, suhu udara di provinsi tersebut mencapai 35 derajat celcius.

"Meski cuaca masih terasa panas, namun intensitas hujan dengan kategori sedang hingga tinggi masih akan terjadi hampir merata di seluruh wilayah Riau," tuturnya.

Menurut Sugarin, kondisi tersebut diprediksikan bakal terjadi hingga beberapa pekan mendatang. "Setidaknya akan terus terjadi hingga Mei mendatang," jelasnya.

Lebih jauh, ia menuturkan kondisi suhu udara panas tidak hanya terjadi di Provinsi Riau, namun juga terjadi di sejumlah provinsi lainnya di Sumatera seperti Aceh dan Sumatera Utara.

Khusus untuk di Riau, ia mengatakan kondisi tersebut berpotensi menyebabkan kebakaran lahan dan hutan terutama di wilayah pesisir. Untuk itu, dirinya mengimbau agar tidak ada aktivitas pembakaran lahan karena dapat dengan mudah menyebabkan api meluas.

Provinsi Riau saat ini tengah berada dimusim hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi. Namun, kondisi tersebut hanya akan berlangsung hingga akhir April 2016. Sementara pada Mei hingga September 2016 akan kembali memasuki musim kemarau.

"Akan tetapi, musim kemarau di Riau untuk tahun ini tidak akan separah dibanding tahun lalu. Tahun ini meski wilayah Riau akan kembali musim kemarau namun cuaca akan tetap dalam kondisi lembab," jelasnya.

Pemprov Riau terhitung tanggal 7 Maret 2016 lalu telah menetapkan status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan sebagai upaya mempercepat pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang berlaku dalam tiga bulan.

Saat ini Satgas Udara Karlahut Riau diperkuat dua jenis helikopter jenis MI-8 untuk penanggulangan Karhutla. Selain dua heli asal Rusia itu, Satgas juga diperkuat heli bantuan dari sejumlah perusahaan kertas. Karhutla di Riau dalam beberapa bulan terakhir terus terjadi. Mayoritas kebakaran terjadi di Provinsi Riau bagian pesisir.

Pewarta: Fazar/Anggi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016