Alat pemantau tidak dapat melihat Hilal dikarenakan adanya kabut asap yang menutupi proses terbenamnya matahari. Padahal langit Jambi jika tanpa gangguan dapat melihat Hilal selama 16 menit,"
Jambi (ANTARA News) - Pemantauan posisi hilal atau bulan untuk menentukan kepastian tanggal 1 Ramadhan oleh Kanwil Kemenag Provinsi Jambi bersama Majelis Ulama, Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, BMKG, dan Ormas, tidak membuahkan hasil karena terganggu kabut.

"Alat pemantau tidak dapat melihat Hilal dikarenakan adanya kabut asap yang menutupi proses terbenamnya matahari. Padahal langit Jambi jika tanpa gangguan dapat melihat Hilal selama 16 menit," kata Kepala Kanwil Kemenag provinsi setempat, M Tahir di lokasi pemantauan hilal, Minggu.

Pemantauan posisi Hilal di langit Jambi yang dipusatkan di salah satu gedung hotel tertinggi di Jambi itu untuk menentukan jatuhnya bulan Ramadhan 1437 Hijriah.

"Dikarenakan adanya kabut, jadi hilal tidak rampak. Menurut hasil Rukyatul yang kita lakukan, potensi kita hampir dipastikan dapat menyaksikan Hilal jika tidak ada kabut," kata Thahir.

Untuk hasil pemantauan di Jambi, kata Tahir dikirim langsung ke pusat dengan laporan Jambi tidak dapat melihat Hilal. "Kita putuskan melaporkan hasil pantauan kita ke Kementerian Agama bahwa Hilal tak dapat dilihat di langit Jambi," katanya menjelaskan.

Thahir menyebutkan, persyaratan Imkanhurrukyah telah terpenuhi, sehingga dapat diprediksikan atau berpeluang besar bulan Syaban 1437 Hijriah 29 hari atau 1 Ramadhan jatuh pada hari Senin 6 Juni 2016.

Sementara itu, perwakilan BMKG Jambi, Iman mengatakan, Hilal tak dapat dilihat dikarenakan adanya kabut Hezy, yang berasal dari hutan WKS, hingga menghalangi alat pemantau.

"Sampai waktu yang sudah ditentukan, memang kabut itu menghalangi alat kita, jadi dipastikan tidak akan terlihat," kata Iman.

Menurut Iman, kondisi cuaca hari ini memang diprediksi berawan. Sehingga proses pelaksanaan Hilal dan posisi terbenamnya matahari tidak terlihat karena tertutup kabut.

"Arah Hilal mengarah ke perkebunan WKS. Dan karena di sana ada proses penguapan uap air atau Hezy, jadi menutupinya, ini semakin malam akan semakin pekat," katanya menjelaskan.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016