Jakarta (ANTARA News) - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk memutuskan mengalihkan pasar ekspor feronikel dari sejumlah negara Eropa ke pasar Asia, selain karena biaya ekspor yang lebih tinggi pengalihan juga karena permintaan dari Asia terus meningkat.

"Konsentrasi pasar ekspor feronikel Antam mulai tahun ini (2016) lebih banyak diarahkan ke pasar Asia, seperti Korea, Taiwan, China, Jepang. Sebelumnya banyak diekspor ke negara-negara Eropa dan Amerika Serikat," kata Direktur Keuangan Antam Dimas Wikan Pramudhito, di Jakarta, Rabu.

Menurut Dimas, pada tahun 2016 perseroan menargetkan produksi feronikel mencapai 20.000 ton nikel (TNi).

Feronikel merupakan bahan setengah jadi untuk produksi stainless steel yang hanya bisa diolah oleh negara-negara maju untuk dijadikan bahan dasar industri otomotif, pesawat terbang, galangan kapal dan lainnya.

Ia menjelaskan, harga feronikel sepanjang tahun 2016 di pasar internasional bergerka antara 3,8 - 4 dolar AS per pound atau setara dengan sekitar 2,2 kilogram.

Pengalihan pasar ekspor tidak semata karena harga pasar, namun lebih karena memperhitungkan biaya pengapalan yang lebih murah ke pasar Asia dibandingkan ke Eropa.

"Selama ini transaksi ekspor ke Eropa dari pengiriman hingga penagihan dan pembayaran bisa berkisar 90 hari, jauh lebih lama dibanding ekspor ke negara-negara Asia yang hanya sekitar 30 hari," ujarnya.

Seberapapun produksi Feronikel Antam, akan terserap seluruhnya untuk ekspor karena di Indonesia belum ada yang mampu memproduksi stainless steel.

Untuk itu tambah Dimas, Antam saat ini sedang menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan biji nikel di Halmahera Timur berkapasitas 13.500 ton nikel yang diperkirakan selesai pada tahun 2018.

Antam juga memperluas pabrik feronikel di Pomala, dengan peningkatan kapasitas produksi menjadi 27.00 ton nikel per tahun.

"Selain untuk memasok kebutuhan nikel ke smelter dalam negeri, pembangunan kapasitas produksi juga agar dapat kontribusi komoditas nikel terhadap total pendapatan perusahaan tetap terjaga atau bahkan ditingkatkan di atas 30 persen," katanya.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016