Jakarta (ANTARA News) - Umat Islam harus peka terhadap adanya pihak yang mengajak memberi zakat untuk para yatim piatu keluarga syuhada karena bisa jadi pengelola zakat punya konsep yang berbeda soal syuhada, kata direktur sebuah lembaga kajian agama.

"Umat Islam harus lebih peka soal konsep syuhada, jangan sampai niat baik terjebak pada hal yang keliru," kata Direktur Pusat Kajian Agama dan Budaya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Irfan Abubakar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Menurut dia pemberian zakat kepada anak yatim apa pun latar belakangnya secara normatif tidak ada masalah karena itu diatur dalam hukum Islam. Persoalannya adalah ketika pengelola zakat memanfaatkan niat baik pemberi zakat untuk tujuan lain atau untuk kepentingan kelompok tertentu.

Ia mengemukakan hal itu menanggapi upaya-upaya kelompok radikal, terutama ISIS, yang menjadikan bulan Ramadhan sebagai ajang untuk berjihad versi mereka dan menggalang dana dengan mengatasnamakan zakat.

Menurutnya, konsep syuhada harus dilihat konteksnya terlebih dahulu. Dalam konteks terorisme seseorang yang menjadi martir adalah kriminal atau pendosa karena melakukan pembunuhan, mengambil nyawa orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan dalam Islam.

"Penting bagi ulama memberikan konsep syuhada kepada umat sehingga umat bisa terhindar dari kekeliruan penafsiran. Mati sebagai martir atau syuhada adalah bagian dari ideologi kaum radikal, masyarakat harus paham itu," ujar Irfan.

Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Maman Imanulhaq mengatakan umat Muslim wajib mengeluarkan zakat yang merupakan bagian dari Rukun Islam. Namun, ia juga mengingatkan agar zakat ini tidak diselewengkan, terutama untuk kepentingan kelompok radikal.

"Umat Muslim harus cerdas agar zakat itu sampai ke tangan yang benar. Apalagi banyak kelompok radikal yang sengaja memanfaatkan dan menyelewengkan arti zakat untuk mengumpulkan dana," ujar Maman.

Pengasuh Ponpes Al Mizan ini menambahkan, Ramadhan bulan rahmah, bulan kasih sayang, maka kekerasan dan upaya-upaya negatif lainnya atas nama agama harus dihentikan terutama di bulan ini.

"Ramadhan justru harus jadi momentum penting agar umat Muslim berjihad dengan menguatkan kualitas kemanusiaan yang tercermin dalam kesalehan sosial selama Ramadhan," katanya.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016