Bogor (ANTARA News) - Sehari menjelang hari raya Idul Fitri 1437 Hijriah terlihat masih ada pemudik bersepeda motor yang melintasi Kota Bogor, Jawa Barat, bahkan jumlah mereka pada Selasa pagi lebih banyak dibanding H-4 kemarin.

Pemudik bersepeda motor ini datang dari arah Jakarta melalui Jalan Raya Bogor, Sentul, dan juga dari arah Barat yakni Parung, Leuwiliang. Mereka bergerak ke arah yang sama yakni jalur Selatan menuju Puncak.

Kepala Satlantas Polres Bogor Kota AKP Irwandi menyebutkan, jumlah pemudik sepeda motor yang melintasi Kota Bogor meningkat sejak H-3 Lebaran, diprediksi hingga malam nanti masih terlihat.

"Pemudik sudah ramai melintas pada H-3 mereka banyak memanfaatkan waktu pagi untuk berangkat mudik menuju Selatan, mereka biasanya berangkat tengah malam dan sahur di jalan, sehingga masuk ke Bogor pagi hari," katanya.

Menurut Irwandi, pemilihan waktu pagi hari sangat tepat mengingat cuaca cukup mendukung bagi para pemudik untuk dapat melanjutkan perjalanan ke kampung halaman.

"Karena malam hari sering hujan, jadi mereka lebih memilih berangkat pagi, selain udaranya enak, juga suasananya tidak macet kalau berangkat sore ataupun malam," katanya.

Ia mengatakan, Kota Bogor menjadi jalur alternatif bagi para pemudik sepeda motor yang ingin mudik ke wilayah Selatan. Tujuan mereka biasanya, Bandung, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Cilacap dan tembus ke Jawa.

"Pemudik motor kalau tidak lewat Pantura, mereka memilih lewat Bogor untuk menggunakan jalur Selatan," katanya.

Jumlah pemudik sepeda motor yang melintas Kota Bogor hari ini jauh lebih banyak dari dua hari sebelumnya. Volumenya kendaraan cukup banyak, mereka terlihat melintasi Jl Padjajaran, lalu menuju Jl Raya Tajur, ke araha Ciawi, lalu menuju Puncak.

Para pemudik ini memiliki ciri khas, mereka membawa serta barang bawaannya untuk keperluan mudik di atas kendaraan roda doa. Sehingga muatan yang dibawa penuh.

Kebanyakan pemudik ini berpasang-pasangan, bahkan ada yang membawa serta anak dan istrinya. Mereka juga memodifikasi kendaraannya menggunakan kayu untuk mengangkut barang bawaannya. Tetapi ada juga yang hanya membawa tas ransel.

Biasanya barang yan dibawa berupa pakaian yang akan digunakan selama di kampung halaman. Tidak jarang juga ada yang membawa paket Lebaran yang akan dibagikan kepada sanak saudara.

Salah seorang pemudik yang ditemui sedang beristirahat di Jl Raya Tajur mengaku kebiasaan mudik ke kampung halam di Garut sudah menjadi tradisi. Menggunakan sepeda motor karena belum memiliki mobil pribadi.

"Kalau mudik pakai motor lebih ringkas, kalau mau ke mana-mana saat Lebaran nggak perlu keluar ongkos lagi," kata Setiawan yang mudik bersama istrinya.

Menurut Setiawan, karena sudah terbiasa mudik menggunakan motor ia pun memperhatikan keselamatan diri. Barang yang dibawa tidak terlalu banyak, sebagian ada yang dipaketkan melalui bus mudik Lebaran. Sehingga ia lebih santai dalam perjalanan.

"Kalau di jalan jangan terlalu memaksakan diri, kalau terasa sudah lelah pasti berhenti dan istirahat dulu di SPBU atau di Masjid," katanya.

Hingga pukul 07.00 WIB, pemudik sepeda motor masih terlihat melintasi wilayah Kota Bogor. Diperkirakan, mereka masih akan melintas hingga malam takbiran nanti.
T.KR-LR

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016