Baghdad (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri Irak Mohammed Ghabban mengumumkan pada Selasa (05/07) bahwa dia sudah menyerahkan surat pengunduran diri kepada perdana menteri menyusul insiden pengeboman di Baghdad yang menelan lebih dari 200 korban jiwa.

“Saya menyerahkan surat pengunduran diri saya kepada perdana menteri,” ucap Ghabban dalam konferensi pers dikutip AFP.

Dia mengatakan bom mobil yang diledakkan di sebuah kawasan perbelanjaan ramai di Baghdad pada Minggu pagi berasal dari Provinsi Diyala di utara ibu kota, dan kemungkinan berhasil melewati sebuah pos pemeriksaan dalam perjalanan menuju ke sana.

Ghabban juga mengungkapkan bahwa pos pemeriksaan yang tersebar di seluruh ibu kota -- salah satu upaya pemerintah untuk mengamankan kota tersebut, “sama sekali tidak berguna.”

Kelompok jihad Islamic State (ISIS) mengaku sebagai dalang di balik serangan pada Minggu -- salah satu yang paling mematikan di Irak -- dan mengatakan itu dilakukan seorang pengebom bunuh diri berkebangsaan Irak.

Serangan mematikan tersebut memicu kegeraman di kalangan rakyat Irak, yang menuding pemerintah tidak berbuat banyak untuk melindungi mereka.

Tampaknya berusaha untuk memperbaiki citranya, Baghdad pada Senin mengumumkan eksekusi lima narapidana dan penangkapan 40 jihadis, sementara pengunduran diri Ghabban juga kelihatannya bertujuan meredakan kemarahan rakyat Irak.

ISIS menyerbu wilayah luas di Utara dan Barat Baghdad pada 2014, namun kalah oleh kekuatan Irak, baru-baru ini di Fallujah, sebuah kota di Baghdad yang direbut kembali akhir bulan lalu., demikian AFP melaporkan.

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016