Pekanbaru (ANTARA News) - Kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Riau, pada Minggu terpantau menyebar dan merata menyelimuti Kota Pekanbaru.

Dalam laporan tim Satgas Siaga Darurat Karhutla Provinsi Riau, asap tipis yang membuat jarak pandang berkisar lima kilometer itu terlihat merata menyelimuti ibukota Provinsi Riau sejak pagi hingga sore hari ini.

Kabut asap ini merupakan kiriman dari sejumlah titik api yang terpantau di wilayah Kabupaten Kampar. Wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Kota Pekanbaru.

"Titik api yang terpantau melalui udara berada di Karya Indah, Tapung dan Rimbo Panjang," kata anggota Satgas Udara Siaga Darurat Karhuta Riau, Lettu Sherif Yanuardi di Pekanbaru.

Ia mengatakan, operasi pemadaman tersebut melibatkan satu helikopter Bolkow 105 dan dua pesawat air tractor. Kedua pesawat itu melakukan proses pemadaman dengan menjatuhkan air ke lokasi titik api.

Dari foto udara yang disampaikan Satgas Siaga Darurat Karhutla Riau, titik api di sejumlah wilayah itu menghasilkan asap yang cukup tebal. Asap tersebut yang kemudian terbawa angin dan terus menyelimuti Pekanbaru meskipun tipis.

Ia mengatakan, titik-titik api itu harus segera dipadamkan lantaran berpotensi mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Meski, sepanjang hari ini aktivitas penerbangan di Bandara Internasional itu terpantau normal.

Selain Pekanbaru, sejumlah wilayah di Riau seperti Dumai, Rokan Hilir dan Bengkalis juga diselimuti kabut asap. Bedanya, kabut asap di wilayah pesisir Riau itu lebih pekat dibanding yang terjadi di Pekanbaru. Kabut asap sendiri terjadi dalam tiga hari terakhir dan merupakan yang pertama kalinya terjadi selama 2016 ini.

Dinas Kesehatan Provinsi Riau melaporkan jumlah warga sakit akibat polusi asap Karhutla di Bengkalis meningkat. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Penanggulangan Krisis Diskes Riau Jon Kenedy melaporkan pada 27 Agustus lalu tercatat dalam sehari ada 69 orang warga Bengkalis yang sakit akibat polusi asap di daerah itu, dari sebelumnya nihil.

Jumlah tersebut antara lain sebanyak 63 orang terkena infeksi saluran pernafasan akut, empat orang terkena iritasi kulit, dan masing-masing satu orang terkena asma dan iritasi mata.

"Asap di Bengkalis cukup parah sehingga warga banyak yang mulai sakit," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data Satgas Siaga Darurat Karhutla Riau, kualitas udara di Bengkalis seperti daerah Duri kondisinya sudah tidak sehat akibat polusi asap. Bahkan, di Kota Dumai kualitas udara sudah dalam taraf berbahaya karena Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) mencapai angka 369.

Komandan Satgas Siaga Darurat Karlahut Riau Brigjen TNI Nurendi mengatakan terjadi pergeseran pola pembakaran lahan yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab.

Titik api cenderung makin banyak pada sore hingga malam hari terutama pada hari libur yakni pada Sabtu dan Minggu.

"Kita memang memerlukan peningkatan operasi penindakan karena upaya pencegahan sudah kita lakukan, sampai ada satu anggota kita yang jadi korban jiwa tapi ada saja masyarakat yang tetap membakar," kata Nurendi.

Ia mengatakan kini kebakaran terus terjadi daerah pesisir Utara Riau seperti Rokan Hilir, Kota Dumai, Bengkalis, Siak. Selain itu, kebakaran juga terjadi di Kabupaten Kampar, Rokan Hulu dan Kota Pekanbaru di bagian Selatan Riau.

Pewarta: Fazar Muhardi & Anggi Romadhoni
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016