Yogyakarta (ANTARA News) - Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Erwan Agus Purwanto berharap Pemerintah Indonesia memperkuat daya tawar dan perlu tetap selektif menerima investasi dari negara-negara anggota G20.

"Melalui KTT G20 kami berharap Pemerintah tetap menjaga daya tawar, dengan mulai berani memilih investasi," kata Erwan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin.

Menurut Erwan, investasi dari negara-negara G20 yang masuk ke Indonesia dapat diprioritaskan yang memiliki "multiplier effect" atau dampak seluas-luasnya bagi masyarakat.

"Jadi jangan sampai bidang-bidang investasi yang dipilih justru berpotensi memperburuk perekonomian sekaligus lingkungan di Indonesia," kata dia.

Ia mencontohkan, investasi di bidang industri ekstraktif khususnya pertambangan, menurut Erwan tidak memberikan nilai tambah bagi perekonomian dan dampak yang luas bagi masyarakat. Sebaliknya investasi sektor pertambangan justru dominan menguntungkan pemilik modal.

Investasi asing memang masih sangat diperlukan menopang perekonomian Indonesia, namun menurut Erwan tetap perlu dicermati sektor mana yang boleh dan tidak.

Menurut dia, pemerintah perlu mengarahkan agar masuknya investasi asing terfokus di sektor-sektor produksi berteknologi berat dan tinggi. Adapun sektor produksi dengan teknologi menengah dapat diprioritaskan bagi investor dalam negeri.

"Mestinya yang bisa digarap oleh bangsa sendiri tidak perlu melibatkan asing, seperti pengolahan garam tentu tidak perlu melibatkan investor asing," kata dia.

Oleh sebab itu, dalam KTT G20 yang berlangsung di Hangzhou, Tiongkok, Erwan berharap Pemerintah Indonesia memanfaatkan sebaik-baiknya peluang besar kerja sama antarnegara-negara maju dengan Produk Domestik Bruto (GDP) tinggi itu, meski tetap selektif.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016