Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah dalam transaksi antar bank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak naik 28 poin menjadi Rp13.176 per dolar AS.

"Dolar AS yang mengalami pelemahan terhadap mayoritas mata uang dunia memberikan alasan bagi rupiah untuk menguat meski sesaat," kata ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.

Di sisi lain, ia melanjutkan, ekspektasi bahwa neraca perdagangan Indonesia periode Agustus masih surplus turut menjaga mata uang domestik di area positif.

"Pasar sedang menanti data neraca perdagangan Agustus 2016. Pertumbuhan ekspor dan impor diperkirakan membaik dibanding bulan Juli 2016," katanya.

Meski demikian, menurut dia, pergerakan rupiah masih dibayangi oleh pencapaian pajak yang hanya mencapai 48 persen hingga pertengahan September 2016.

Kondisi itu memberikan indikasi bahwa akan ada pemangkasan belanja pemerintah sehingga dapat menekan ekspektasi pertumbuhan ekonomi ke depan.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang cenderung menurun akibat persediaan berlebih juga masih membayangi mata uang berbasis komoditas seperti rupiah.

"Harga minyak mentah dunia masih menjadi salah satu fokus pelaku pasar uang dalam menentukan investasinya di mata uang berisiko seperti rupiah," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016