Jakarta (ANTARA News) - Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 yang sedang berlangsung di Jawa Barat diklaim telah menunjukkan keberhasilan peningkatan prestasi dengan terciptanya 66 rekor PON baru dari berbagai cabang olahraga yang dipertandingkan hingga hari Senin(27/9).

"Hingga Jumat, tanggal 23 September 2016, sementara jumlah rekor pada pelaksanaan PON XIX Jawa Barat ialah cabang renang 31 rekor, cabang angkat besi empat rekor dan cabang selam lima rekor," kata Ketua Bidang Pertandingan Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XIX Yudha M Saputra di Media Center Utama PB PON XIX, di Bandung, Jumat.

Rekor yang tercipta pada PON XIX, menurut Yudha, telah melebihi rekor yang terjadi pada PON sebelumnya yakni PON XVIII di Pekanbaru, Riau, empat tahun lalu.

"Saya yakin rekor pada PON XIX akan bertambah karena hingga saat ini masih berlangsung sejumlah nomor pertandingan seperti atletik dan lain-lain," kata Yudha.

Tidak hanya rekor PON, perhelatan akbar olahraga nasional empat tahunan itu juga diklaim penyelenggara telah menciptakan sembilan rekor nasional dan satu rekor Asia.

Sejumlah rekor yang lahir pada PON XIX, antara lain:

1.  Rekor nasional selama 22 tahun terpecahkan


ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A


Atlet putri DKI Jakarta, Emilia Nova berhasil memecahkan rekor PON dan juga rekor nasional untuk sapta lomba dengan catatan rekor 5.382 poin. Rekor sebelumnya 5.204 poin dipegang oleh Rumini tahun 1993.

"Alhamdulillah setelah 22 tahun rekor nasional sapta lomba terpecahkan," kata Emilia.

Tidak hanya di nomor sapta lomba, Emilia juga memecahkan rekor PON untuk 100 meter gawang dengan catatan 13.50 detik, rekor sebelumnya dipegang oleb Dedeh Erawati di PON 2012 di Riau dengan catatan waktu 13.63 detik.

2. Rekor baru angkat berat setelah 12 tahun


ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay


Lifter Jawa Tengah Diah Ayu Permatasari yang turun di kelas 75 kilogram mampu mengangkat barbel seberat 103 kilogram pada jenis angkatan snatch. Total angkatan tersebut melampui rekor nasional atau PON dari 100 kg atas nama Shinta Darmariani asal Bali yang diraih pada PON 2004 di Sumatera Selatan.

3. Sri Hartati pecahkan empat rekor PON dan empat rekor nasional


Lifter angkat berat Lampung Sri Hartati pada kelas 57 kilogram memperbaiki empat rekor PON dan empat rekor nasional pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 Jawa Barat.

Rekon PON yang diperbaikinya yakni pada jenis angkatan squat dari angkatan 216 kilogram menjadi 222,5 kilogram.

Kemudian, jenis bench press dari 142 kilogram menjadi 147,5 kilogram atas namanya sendiri, jenis dead lift dari 197,5 kilogram atas nama Margareth asal Kalimantan Timur menjadi 199 kilogram, dan total angkatan dari 553 kilogram menjadi 569 kilogram atas namanya sendiri.

Empat rekor nasional yang diperbaiki yakni jenis squat dari 216 kilogram menjadi 222,5 kilogram atas namanya sendiri, jenis bench press dari 142 kilogram menjadi 147,5 kilogram atas namanya sendiri, jenis dead lift dari 197 kilogram atas nama Margareth (Kaltim) menjadi 199 kilogram dan total angkatan dari 553 kilogram menjadi 569 kilogram atas namanya sendiri.

"Saya masih menjalani terapi kaki. Bersyukur masih bisa mengangkat barbel yang diberikan oleh pelatih," kata dia.

4. Atlet selam Jatim pecahkan rekor Asia

Atlet selam kolam nomor 50 meter bifins asal Kontingen Jawa Timur Guntur Pratama berhasil memecahkan rekor Asia dengan catatan waktu 00.19,07 detik milik Kim Guang Mung dari Korea Selatan yang tercatat 00.19.30.

"Alhamdulillah bisa memecahkan rekor Asia pada kesempatan kali ini," katanya.

5. Pecahkan rekor pasca cuti melahirkan



ANTARA FOTO/M Agung Rajasa


Pebalap sepeda Yanthi Fuchiyanty berhasil merebut medali emas nomor Individual Time Trial (ITT) sekaligus mencetak rekor atas namanya sendiri pada nomor ITT.

Padahal atlet asal Jawa Barat itu baru kembali ke dunia balap sepeda setelah beberapa waktu harus istirahat total karena hamil dan melahirkan berikut mengurus anak yang saat ini berusia 10 bulan.

 "Sebelumnya rekor pribadi saya satu jam 21 menit, tapi pada PON ini bisa satu jam enam menit. Bisa lebih cepat lima menit. Padahal persiapan saya tidak panjang," kata istri dari pebalap nasional Aiman Cahyadi itu.

6. Triadi, peraih medali emas terbanyak



ANTARA FOTO/Agus Bebeng


Perenang nasional Triadi Fauzi Sidik sementara tercatat sebagai atlet yang meraih medali emas terbanyak di PON XIX dengan perolehan delapan medali emas.

Pencapaian tersebut melampaui ambisinya untuk mempertahankan raihan tujuh medali emas pada ajang PON yang diraihnya pada PON 2012 di Riau.

Bahkan, perenang asal Kota Cimahi, Jawa Barat itu mencatat sejumlah rekor, salah satunya di nomor 100 meter gaya bebas dengan catatan waktu 00:50.49, ia memperbaiki catatan terbaik sebelumnya dari Richard Sam Berra dengan catatan waktu 00:51.21 yang dicetak pada PON 1996 di Jakarta.

"Saya bersyukur atas hasil di PON ini berarti saya sudah meraih delapan medali emas yang sebagian besar memecahkan rekor PON. Keberhasilan ini saya berikan untuk keluarga saya,"katanya.

7. Rekor SEA Games pecah di nomor slalom

Atlet dayung Chandra D Nugraha yang berlaga di nomor slalom cabang olahraga dayung berhasil mencatatkan waktu 1:43.96.

Perolehan atlet asal Jawa Barat itu telah memecahkan rekor SEA Games 2013 di Myanmar.

"Dia (Chandra) melampaui catatan the best time K-1 SEA Games," kata pelatih dayung Jawa Barat Suryadi.

Chandra melampaui pencapaian atlet Kasemsit Borriboonwasin asal Thailand, pemenang nomor slalom putra 500 meter di SEA Games 2013 yang memperoleh catatan waktu 1:51.364.




Update jumlah rekor hingga Senin (27/09) pukul 18.00 WIB sebanyak 66 rekor PON baru.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016