Luzens, Swiss (ANTARA News) - Dubes Indonesia untuk Konfederasi Swiss merangkap Keharyapatihan Liechtenstein, Linggawaty Hakim, mengatakan, Indonesia bisa banyak belajar dari Swiss dalam hal mengembangkan dan mengelola sektor industri pariwisata.

"Indonesia bisa banyak belajar khususnya dalam pendidikan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pariwisata," kata Hakim, usai menghadir acara pelantikan kelulusan mahasiswa International Management Institute (IMI), di Luzens, Rabu(28/9).

200 mahasiswa IMI dari berbagai negara termasuk Indonesia mengikuti upacara gradiation.

Juga hadir Direktur Industri dan Kamar Dagang wilayah Swiss bagian tengah, Felix Howald, serta Direktur Human Resources, Henrik Mansson, Moet Hennessy Louis Vuitton (LVMH), pendiri dan pemilik IMI Heinz Burki, perwakilan IMI di Indonesia, Drs Rachmat Solahuddin.

Lebih lanjut Dubes Linggawati mengharapkan lulusan IMI dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pariwisata di Indonesia.

Swiss yang terkenal dengan sekolah kejuruan dibidang pariwisata inovasi dan kreativistas dapat dijadikan contoh oleh Indonesia dalam mengembangkan pendidikan kejuruan sebagai upaya untuk mengantisipasi membuka lapangan pekerjaan bagi generasi muda Indonesia.

Hakim mengatakan, ia berupaya menempatkan Indonesia menjadi prioritas pemberian bantuan dalam pengembangan sumber daya manusia dan bantuan teknik untuk sekolah Politeknik yang ada di berbagai wilayah Indonesia.

Diharapkan bantuan pemerintah Swiss tersebut dapat terealisasikan pada periode 2017-1021 dan diharapkan bantuan tersebut dapat meningkatkan dan menempatkan Indonesia sebagai pusat pendidikan kejuruan di bidang pariwisata khususnya di wilayah ASEAN bahkan di Asia.

Dikatakan dia, bantuan Swiss ini bisa membuka kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk melakukan praktek kerja di Eropa dan diberbagai belahan dunia lain nya dan membawa pengetahuan dan pengalaman yang didapat saat kembali ke tanah air.

IMI Univercity Centre Luzern mempunyai hubungan sejarah yang sangat kuat dengan pendidikan kejuruan pariwisata di Indonesia khusus nya Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dimana

Heinz Burki pendiri dan pemilik IMI adalah mantan tenaga ahli yang dikirim pemerintah Swiss membantu membangun dan mengembangan National Hotel Institute (NHI) di Bandung pada 1973 yang sekarang menjadi Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, di bawah Kementerian Pariwisata.

Dalam acara graduation yang bertepatan dengan upacara peringatan Ulang tahun ke 25 berdiri IMI juga
tampil alumni mahasiswa teladan IMI 1992, Erwin Latif, yang menjabat sebagai Menejer hotel besar di Bali yang menceritakan pengalaman sejak lulus IMI menjadi seorang menejer yang berhasil.

Hubungan baik antara IMI dengan dunia industri pariwisata dunia juga ditandai dengan ungkapan dari Henrik Mansson yang membawahi berbagai produk fashion dan barang luks lain nya serta hotel yang memberikan kesaksian tentang ketrampilan dari para lulusan IMI.

Acara graduation yang merupakan awal dari rangkaian HUT ke 25 IMI diikuti dengan acara jamuan makan malam dan dilanjutkan kunjungan ke kampus dengan menyusuri Danau Luzern yang menjadi obyek wisata mendunia di Swiss bersama-sama merayakan di kampus yang berada di kaki Gunung Pilatus mengikuti acara promosi kuliner dan budaya international.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016