Secara fundamental, dengan ekonomi domestik yang relatif stabil wajar jika nilai tukar rupiah bergerak menguat
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore bergerak menguat sebesar 19 poin menjadi Rp13.013, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.032 per dolar AS.

Analis pasar uang Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, mengatakan bahwa sejumlah data ekonomi domestik yang cukup positif menjaga kepercayaan pelaku pasar uang di dalam negeri sehingga rupiah terapresiasi terhadap dolar AS.

"Secara fundamental, dengan ekonomi domestik yang relatif stabil wajar jika nilai tukar rupiah bergerak menguat," katanya.

Kendati demikian, penguatan masih dibatasi sentimen eksternal yang cenderung negatif bagi mata uang berisiko. Belum adanya petunjuk tambahan mengenai potensi kenaikan suku bunga Amerika Serikat masih menjadi faktor penahan apresiasi mata uang berisiko.

Analis ForexTime Limited (FXTM) Lukman Otunuga menambahkan rilis data penjualan ritel bulan Agustus yang meningkat menjaga fluktuasi mata uang rupiah.

Bank Indonesia mencatat, penjualan eceran Indonesia yang tercermin dalam indeks penjualan riil (IPR) Agustus 2016 naik 14,4 persen (year on year), lebih tinggi dibandingkan 6,3 persen pada Juli 2016.

"Data penjualan yang meningkat itu berdampak positif pada produk domestik bruto (PDB) dan sesuai dengan optimisme Bank Indonesia terhadap pertumbuhan di masa mendatang," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.023 dibandingkan Selasa (11/10) Rp12.992.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016