Angkat berat sudah menyatu dalam diri saya. Power lifting is my life
Bandung (ANTARA News) - Keputusan menjadi atlet tak selalu berbalut suka.

Kerinduan pada keluarga karena berada jauh di negeri orang tak jarang menghantui, seperti yang dialami atlet paralimpik kategori angkat berat asal Banjar Bukit, Sukadana, Bali, Ni Nengah Widiasih (24).

Sejak masuk pelatnas di masa sekolah menengah pertama (SMP), Nengah harus kehilangan hangatnya sentuhan kasih sayang kedua orangtua dan sanak saudaranya.

"Dukanya karena jauh dari keluarga (keluarga di Bali). Saya (jadi) atlet dari kecil, dari kelas enam SD. Kelas 1 SMP saya sudah masuk pelatnas. Waktu itu di Solo, Jawa Tengah. Jadi semenjak itu, saya jarang bertemu keluarga," tutur Nengah kepada ANTARA News saat ditemui usai pembukaan Peparnas XV/2016 di Stadion Siliwangi, Bandung, Sabtu (15/10).

Tak cukup di situ, dia juga harus merelakan canda tawa bersama rekan-rekan sekolahnya, karena kesibukan di pelatnas yang menyita waktu. Bila ingat hal itu, Nengah mengaku rindu. 

"Karena pelatnas bisa sampai satu tahun. Lalu saya kehilangan masa-masa remaja saya, kehilangan masa-masa sekolah. Saya memang sekolah tetapi saya kehilangan momen-momen bersama teman di sekolah. Kadang saya kangen dengan suasana itu," kata dia.

Hanya saja, lanjut dia, rasa rindu bisa cukup terbayarkan setelah masuk ke pelatnas. Melalui kesempatan itu, Nengah bisa unjuk kemampuan kepada dunia sebagai atlet paralimpik angkat berat. 

"Tetapi saya bersyukur  di balik itu semua, saya salah satu dari sekian atlet yang memiliki kesempatan masuk pelatnas, untuk bertanding di luar negeri, bisa bertanding di tingkat dunia," kata Nengah.

"Di balik duka ada kesenangan. Jadi saya bersyukur sekali karena memiliki kesempatan yang luar biasa. Semoga teman-teman yang lainnya mendapatkan kesempatan yang lebih baik daripada saya," imbuh dia.

Kini, peraih medali perunggu pertama Indonesia untuk cabang angkat berat di ajang Paralimpiade 2016 Rio de Janiero, itu mantap menyebut angkat berat sebagai bagian dari hidupnya. Tak ada pilihan untuk angkat kaki dari dunia itu saat ini.

"Angkat berat sudah menyatu dalam diri saya. Power lifting is my life. Atlet sudah jadi bagian dari hidup saya. Kalau sekarang ada pilihan berhenti atau tetap jadi atlet saya memilih atlet," kata Nengah. 



Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016