Tidak memiliki kecerdasan kesehatan artinya kita harus siap membayar akibat dari ulah kita sendiri."
Jakarta (ANTARA News) - Praktisi kebugaran yang pernah menjadi atlet binaraga internasional, Ade Rai, mengatakan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kecerdasan kesehatan yang rendah.

"Kecerdasan kesehatan masyarakat Indonesia lebih rendah daripada kecerdasan terhadap keuangan," ujar pria bernama asli I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai itu dalam seminar yang diadakan Lembaga Kantor Berita Nasional Antara di Wisma Antara, Jakarta, Senin.

Hal itulah yang dianggap Ade Rai menjadi penyebab orang Indonesia sangat rentan terkena penyakit degeneratif seperti jantung koroner, stroke, diabetes dan lain-lain.

Bukti bahwa kecerdasan kesehatan masyarakat rendah, lanjut dia, terlihat dari betapa permisifnya masyarakat terhadap masalah kesehatan dan kebugaran.

Contohnya, masyarakat Indonesia pada umumnya akan maklum jika ada orang dengan berat badan berlebih (obesitas) beralasan bahwa keadaannya itu terjadi karena faktor keturunan, padahal obesitas itu lebih pada faktor gaya hidup tidak sehat. Namun, keadaan berbeda kalau persoalan didudukkan dalam konteks keuangan.

"Ketika ada kemiskinan diidentikkan dengan keturunan, orang justru menganggap itu tidak mungkin bahkan ada yang tertawa," tutur dia.

Ade Rai pun menyebut permisalan lain yang lazim terjadi. Misalnya ketika ada seseorang menganggap dirinya miskin karena tinggal di sekeliling toko-toko besar, seperti toko tekstil, dan toko-toko lain, masyarakat umumnya menilai itu tidak bisa dijadikan alasan, sebab dengan kerja keras dan mencari peluang seseorang tentu bisa kaya raya meski lingkungannya dipenuhi toko.

Akan tetapi keadaan akan berbeda ketika seorang yang obesitas beralasan bahwa dia kegemukan karena di sekeliling rumahnya ada yang jualan bakso, siomai dan makanan lain.

"Publik akan menilai, ya wajar saja karena banyak makanan. Padahal jika memang orang itu berpikir dengan tujuan kesehatan, obesitas bisa dihindari," kata pria berusia 46 tahun ini.

Rendahnya kecerdasan kesehatan itu membuat kemungkinan penyakit degeneratif kronis datang menyerbu tubuh. Fisik yang biasa dimanjakan dengan berbagai kebiasaan "nikmat", bukan cuma tentang makanan tetapi kebiasaaan lain seperti merokok, tanpa disadari kondisinya terus menurun akibat fungsi organ-organ vital seperti jantung, ginjal, hati, pankreas, terganggu.

Kondisi tubuh seperti itulah yang dapat mendatangkan maut. Di satu titik tertentu, organ-organ vital berhenti beroperasi dan membuat sang pemilik tubuh menderita penyakit mematikan seperti diabetes, gagal ginjal dan penyumbatan pembuluh darah jantung.

"Tidak memiliki kecerdasan kesehatan artinya kita harus siap membayar akibat dari ulah kita sendiri," tutur Ade.

Praktisi kebugaran dan salah satu pendiri Rai Institute, Halim Tsiang, menambahkan, data dari 2007 sampai 2012, kematian manusia 65 persen disebabkan oleh penyakit degeneratif, 20 persen menular dan sisanya disebabkan hal lain seperti kecelakaan.

Data ini, menurut Halim, harus diperhatikan secara serius. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah rongrongan penyakit degeneratif tersebut.

"Olahraga, mengonsumsi nutrisi dan istirahat yang teratur," ujar dia.

Beberapa latihan yang disarankan oleh Rai Institute adalah latihan pengencangan otot dengan beban sebanyak dua kali seminggu, yang salah satunya berguna meningkatkan sensitivitas insulin.

Kemudian melakukan latihan aerobic, seperti naik turun tangga dan berenang. Sementara makan, lanjut Halim, tidak perlu dibatas-batasi selama mengonsumsi makanan-makanan sehat.

"Pilih makanan yang berserat dan bernutrisi seperti sayur-sayuran dan buah. Selain itu cukupi kebutuhan protein serta hindari karbohidrat terlalu banyak, seperti yang ada dalam tepung putih, dan gula," kata dia.

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016