Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia sudah selayaknya mendorong sektor pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar, dengan menjalankan kebijakan yang tepat ke arah itu, kata Wakil Kedua Komisi X Sutan Adil Hendra.

"Kementerian Pariwisata juga harus bekerjasama dengan pemangku kepentingan kepariwisataan untuk menjadikan pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar di Indonesia," kata Sutan Adil Hendra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Untuk itu, ujar dia, Komisi X DPR RI kembali menegaskan kepada Kementerian Pariwisata agar menindaklanjuti rekomendasi Panja Pemasaran dan Destinasi Pariwisata secara sungguh-sungguh.

Sejumlah rekomendasi tersebut antara lain adalah mengkaji ulang model promosi, langkah konkrit, kebijakan tax refund, serta kemudian meningkatkan koordinasi, melibatkan komunitas lokal, dan penguatan destinasi wisata.

Selain itu, Kemenpar diminta menindaklanjuti acuan terhadap peta jalan, kesiapan SDM kepariwisataan, serta keseriusan pemerintah pusat dan daerah.

Sutan dalam sejumlah kesempatan lain juga pernah menyatakan bahwa sektor pariwisata dinilai bisa menjadi solusi bagi pemerintah untuk membangkitkan kegairahan di tengah periode kelesuan ekonomi.

"Pariwisata menjadi solusi kita dari keterpurukan ekonomi kita. Kalau kita bicara sawit, migas, batubara, ini akan habis," katanya.

Menurut dia, bila pariwisata dibenahi dengan baik di berbagai daerah maka akan berdampak kepada devisa yang bertambah serta jumlah pengangguran juga akan terkurang karena terserap sektor tersebut.

Untuk itu, politisi Partai Gerindra itu juga menginginkan pemerintah dapat membenahi destinasi wisata dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.

Bila destinasi telah dibenahi dengan baik, lanjutnya, maka baru dilanjutkan dengan langkah promosi atau memasarkan sehingga destinasi wisata semakin dikenal.

"Selama ini anggaran pemasaran pariwisata di mancanegara sangat tinggi. Hanya sepertiga anggaran untuk pemasaran Nusantara. Namun, kita belum melihat bagaimana peningkatan kunjungan wisatawan dari promosi ini," kata Sutan.

Dia berpendapat bahwa langkah promosi besar-besaran yang dilakukan Kementerian Pariwisata belum tepat karena seharusnya didahului dengan pembenahan lokasi pariwisatanya.

Sebagaimana diwartakan, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Nurhayati Ali Assegaf menyatakan Indonesia bisa belajar dari pariwisata Yunani, yang tetap bisa berjalan maksimal guna meningkatkan penerimaan negaranya di tengah lesunya perekonomian global.

"Indonesia bisa belajar dari Yunani dalam meningkatkan sektor pariwisata," kata Nurhayati Ali Assegaf dalam rilisnya.

Apalagi, politisi Partai Demokrat itu mengingatkan bahwa Indonesia memiliki potensi alam yang luar biasa cantik yang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016