Madiun (ANTARA News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, selama bulan Januari hingga Oktober 2016 telah menangani 259 kasus demam berdarah (DB) yang terjadi di wilayah itu.

"Dari 259 penderita demam berdarah tersebut, di antaranya lima orang meninggal dunia karena terlambat penanganannya," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Upaya Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Agung Tri Widodo, kepada wartawan di Madiun, Sabtu.

Pihaknya memprediksi jumlah tersebut dapat bertambah seiring memasuki musim hujan pada bulan November dan Desember hingga awal tahun depan.

Menurut dia, dari 259 kasus demam berdarah tersebut, mayoritas penderitanya adalah usia anak-anak, berkisar 2 hingga 12 tahun. Hal itu karena daya tahan tubuh anak lebih rentan terkena virus dan bakteri.

Pengaruh cuaca yang tidak menentu saat ini, juga membuat siklus penyebaran DB menjadi sulit diprediksi. Biasanya, saat memasuki musim kemarau, penderita DB perlahan mulai menurun. Namun, tahun ini yang cenderung banyak hujan, membuat jumlah penderita demam berdarah rata-rata sama tiap bulannya, yakni mencapai 15 hingga 17 penderita.

Guna mencegah penyakit demam berdarah semakin banyak, Dinkes setempat terus melakukan pemantauan di daerah yang telah terdapat penderita positif demam berdarah atau pelacakan epidemologi dalam radius 100 meter dari titik awal temuan kasus.

Setelah itu, daerah tersebut akan dilakukan pengasapan untuk melokalisir penyakit demam berdarah. "Namun dalam pelaksanaannya, pengasapan selalu dilakukan lebih dari radius 100 meter," kata dia.

Dinas juga melakukan upaya pencegahan dan promotif, salah satunya melakukan penyuluhan dengan melibatkan kader juru pemantau jentik (jumantik) di masing-masing RT.

"Penggunaan bubuk abate ke dalam air bak mandi juga perlu dilakukan untuk membunuh jentik-jetik nyamuk. Juga menggunakan obat nyamuk dan kelambu saat tidur, terlebih pada pagi dan sore hari," katanya.

Selain itu, dinas juga meminta warga meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan penyakit demam berdarah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 3M, yakni menguras, menutup tempat air dan menimbun barang-barang bekas.

Pemberantasan sarang nyamuk merupakan cara yang efektif untuk mencegah sebaran demam berdarah. Sebab, jika kondisi rumah tidak bersih, maka rawan menjadi lokasi perkembangbiakan nyamuk pembawa virus dengue yang menyebabkan peyakit demam berdarah.

Hal lain yang tak kalah penting adalah waspada jika ada anggota keluarga yang mengalami demam tinggi hingga lebih dari tiga hari. Hendakya segera dibawa ke layanan kesehatan untuk diperiksa penyebab dari demam tersebut.

"Banyak kasus DB meninggal dunia karena terlambat mendapat pertolongan medis," katanya.

Pewarta: Louis Rika
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016