Washington/New York (ANTARA News) - Presiden terpilih Donald Trump mulai membentangkan peta kerja menjelang dilantik pada 20 Januari 2017 dengan mengumpulkan para penasihat paling loyalnya selama kampanye dan melibatkan tiga anaknya untuk memetakan strategi pemerintahan selama proses transisi.

Trump menempatkan Wakil Presiden terpilih Mike Pence untuk mengepalai tim transisi Gedung Putih, sedangkan bekas kepala transisinya, Gubernur New Jersey Chris Christie diturunkan menjadi salah satu dari wakil kepala tim transisi.

Anak perempuannya, Ivanka, dan dua puteranya Eric dan Donald Jr., serta menantu lelakinya Jared Kushner menjadi anggota komite eksekutif yang seluruhnya beranggotakan 16 orang. Sisanya diisi oleh para politisi dan penasihat yang setia mendampingi Trump selama kampanye.

Mereka akan membuat prioritas-prioritas perubahan kebijakan dan memilih anggota kabinet serta 4.000 posisi lain yang Trump akan masukkan segera setelah berkuasa di Gedung Putih.

Seorang tim transisi Trump berkata kepada Reuters bahwa sekitar 100 orang terlibat dalam penyusunan "buku putih" mengenai regulasi dan kebijakan setelah 20 Januari nanti.

Selama kampanye Trump berjanji untuk memangkas pajak, mengendalikan imigrasi dan mencabut undang-undang layanan kesehatan yang ditandatangani Barack Obama yang biasa disebut Obamacare.

Uniknya, dalam wawancara dengan Wall Street Journal dan CBS, Trump menyatakan dia terbuka untuk tetap mempertahankan beberapa prinsip dalam Obamacare.

Bahkan James Woolsey, mantan direktur CIA yang menjadi penasihat Trump dalam kebijakan luar negeri, menyatakan ada kompromi mengenai pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko.

Trump mengatakan bahwa Pence yang sangat dekat dengan para pemimpin Republik di Kongres akan bekerja berdasarkan landasan yang dibuat Christie dengan misi membentuk "kelompok pemimpin sukses berkualitas tinggi yang akan menerapkan agenda perubahan di Washington."

Christie sendiri dicalonkan sebagai jaksa agung, namun dia bakal menghadapi mantan wali kota New York Rudy Giuliani yang juga disebut-sebut calon jaksa agung.

Tim transisi Trump ini yang hanya disusun secara singkat beberapa jam setelah Pemilu usai dikritik oleh orang dalam Republik sendiri sebagai amburadul.

"Saya pernah masuk tim transisi (Mitt) Romney, dan tim itu sudah sangat tertata berbulan-bulan sebelum Pemilu. Yang sekarang amburadul," kata seorang sumber Republik seperti dikutip Reuters.

 

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016