Yogyakarta (ANTARA News) - Upaya untuk menghidupkan jalur kereta api yang menghubungkan Yogyakarta dan Magelang terus dilakukan dan saat ini muncul tiga pilihan rute.

"Kewenangan untuk menghidupkan rute kereta Yogyakarta-Magelang menjadi kewenangan pusat. Tetapi kami bisa memberikan masukan," kata Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta Eko Budiyanto di Yogyakarta, Sabtu.

Hingga saat ini, terdapat tiga pilihan rute untuk menghidupkan jalur yang sudah lama tidak aktif tersebut. Ketiga pilihan itu memiliki keuntungan dan kendala masing-masing.

Pilihan pertama adalah memanfaatkan jalur lama. Namun, jalur tersebut sudah banyak yang rusak atau hilang karena berubah menjadi permukiman atau rel yang sudah tertindih aspal jalan raya.

Pilihan kedua adalah melalui jalur dari Stasiun Patukan melalui Degan, Tempel, Blondo hingga Borobudur. Jalur ini beriringan dengan jalan provinsi sehingga tidak harus melakukan banyak pembebasan tanah dan membangun rel baru.

Sedangkan pilihan terakhir adalah melalui Sentolo melalui Kalibawang dan sampai ke Borobudur.

Namun demikian, Eko mengatakan, banyak pihak yang lebih banyak memberikan masukan untuk memanfaatkan jalur lama meskipun akan mengalami kendala dalam pembebasan lahan.

"Kebutuhan dana untuk menghidupkan jalur lama dinilai akan lebih murah dibanding jika harus membangun jalur baru. Meskipun demikian dampak sosial yang ditimbulkan perlu diperhitungkan dengan matang," katanya.

Eko menyebut, kebutuhan untuk menghidupkan kembali jalur rel kereta Yoguakarta-Magelang sangat diperlukan karena pembangunan transportasi diarahkan pada transportasi massal termasuk menggunakan kereta api.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan mengatakan, reaktivasi jalur kereta Yogyakarta-Magelang dilakukan untuk membuka akses yang lebih baik menuju Candi Borobudur.

Kementerian berencana membangun jalur baru yang menghubungkan Yogyakarta dan Magelang yang dimulai pada pertengahan 2018 dan ditargetkan selesai pada 2019.

Pewarta: Eka Arifa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016