Saya berikhtiar untuk berjuang dan melayani masyarakat membangun bangsa ini melalui metode dan pemahaman keagamaan dan kebangsaan yang diajarkan guru-guru saya yang sebagian besar adalah tokoh NU yang juga tokoh bangsa seperti Gus Dur."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan bangga lahir dari "rahim" NU, tumbuh berkembang dan dibesarkan dalam tradisi dan pemikiran organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.

"Saya berikhtiar untuk berjuang dan melayani masyarakat membangun bangsa ini melalui metode dan pemahaman keagamaan dan kebangsaan yang diajarkan guru-guru saya yang sebagian besar adalah tokoh NU yang juga tokoh bangsa seperti Gus Dur," kata Khofifah di Jakarta, Selasa, terkait dengan peringatan Hari Lahir Ke-91 NU.

Ketua Umum Muslimat NU itu juga mengaku senantiasa mengingat dan menjalankan pesan KH Muchit Muzadi, murid langsung pendiri NU KH Hasyim Asyari.

"Saya diajarkan oleh Kiai Muchit Muzadi untuk menempatkan NU seperti mobil pelat hitam. Bukan mobil pelat kuning yang bisa disewa siapa saja dan bisa ditumpangi serta berhenti di mana saja. Bukan juga mobil pelat merah," kata dia.

Khofifah mengaku kerap menyebarkan amanah Kiai Muchit yang juga kakak kandung anggota Wantimpres/mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi itu ke koleganya melalui layanan pesan maupun aplikasi percakapan.

"Pesan beliau saya posting di WA (whatsapp) saya sejak saya pakai smartphone sampai saat ini sebagai pengingat saya dalam melayari kehidupan," katanya.

Hari Selasa, di ulang tahunnya yang ke-91, kata Khofifah, NU berkembang pesat. Kader NU sukses di area akademik, NU telah memiliki banyak perguruan tinggi atas nama NU.

Saat ini NU juga memiliki banyak rumah sakit dan kader NU banyak yang sukses di medan politik.

"Yang lebih spektakuler bagi bangsa Indonesia, NU telah mendidik anak bangsa dengan sikap moderasi, toleran, dan keseimbangan terutama melalui pendidikan di berbagai pesantren yang sebagian di antaranya sudah lebih satu abad," katanya.

Ia mengakui bahwa NU masih harus bekerja keras di bidang ekonomi, namun hal itu tidak mengurangi rasa bangga dan syukurnya terlahir dan tumbuh kembang di jamiyah NU.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017