Bojonegoro (ANTARA News) - Ratusan rumah di Desa Lebaksari dan Kalisari, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mulai terendam air luapan banjir Bengawan Solo dengan ketinggian air di dalam rumah berkisar 20-30 sentimeter, Sabtu.

Kasi Kesra Kecamatan Baureno, Bojonegoro Kholil, di Bojonegoro, menjelaskan air luapan Bengawan Solo mulai memasuki sedikitnya 200 rumah warga di Desa Lebaksari dan 5 rumah di Desa Kalisari, sejak pagi tadi.

"Air banjir luapan Bengawan Solo masuk rumah warga sebab desa setempat berada di pinggiran Bengawan Solo," ucapnya.

Genangan banjir, lanjut dia, juga merendam jalan desa sekitar 1 kilometer dengan ketinggian berkisar 20-30 sentimeter.

Selain itu, lanjut dia, para siswa SDN Lebaksari dan Kalisari, diliburkan karena sekolahannya juga terendam air luapan Bengawan Solo.

Meski demikian, menurut dia, warga di kedua desa itu masih belum bersedia mengungsi, karena genangan air luapan Bengawan Solo di wilayah setempat tidak tinggi, bahkan cenderung stabil.

"Ketinggian air banjir di desa setempat sekarang stabil," katanya.

Ditanya mengenai dampak banjir, dia mengatakan, air juga menggenangi persawahan, tetapi tidak ada petani yang menanam padi setelah tanaman padinya rusak terendam banjir Bengawan Solo awal Desember 2016.

"Air banjir masuk persawahan, tetapi tidak ada tanaman padinya," ujarnya.

Hal senada disampaikan Camat Kanor, Bojonegoro Subiyono, yang menyatakan petani di wilayahnya juga tidak menanam padi setelah banjir luapan Bengawan Solo awal Desember 2016.

"Genangan luapan Bengawan Solo di wilayah kami masih aman tidak mengenangi pemukiman warga," ucapnya.

Seorang warga di Kecamatan Kanor Bojonegoro, Hadi, menambahkan tanggul kanan Bengawan Solo yang kritis sepanjang 50 meter masih mampu mengamankan kenaikan air.

"Tapi banyak warga mengkhawatirkan tanggul jebol," ucapnya.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017