Atlet kidal Merah-Putih itu, seperti dipantau ANTARA di Jakarta lewat situs resmi PP Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Selasa malam, memaksa para pendukung pemain tuan rumah memikul kekecewaan setelah menang dalam tiga game atas Suppanyu 21-13, 19-21, 23-21 selama 86 menit permainan.
"Sebetulnya secara teknik permainan, Firman lebih unggul dalam bola-bola depan. Tapi, lawan lebih berpengalaman sehingga mudah mencuri kesempatan saat Firman lengah," kata pelatih kepala sektor tunggal putra pelatnas PBSI Hendry Saputra yang mendampingi atlet-atletnya di Bangkok.
Firman menghadapi perlawanan kuat Suppanyu pada game kedua. Atlet negeri gajah putih itu seringkali melancarkan smes-smes keras dan mempercepat tempo permainan yang tidak dapat dikembalikan oleh Firman.
Pada game penentuan, Firman sempat melakukan kesalahan akibat shuttlecock tidak melewati bidang permainan lawan. Selepas skor imbang 20-20, pemain peringkat 86 dunia itu pun unggul 21-20 atas Firman.
"Saat poin-poin kritis itu, saya hanya bermodalkan keyakinan. Meskipun lawan didukung penonton tuan rumah, saya lebih percaya diri karena pernah mengalahkan dia sebelumnya," ujar Firman yang lantas mengembalikan kedudukan 21-21, 22-21, dan menang 23-21.
Hendry mengatakan atlet asuhannya itu tidak terpancing permainan lawan pada akhir game ketiga. "Permainan Firman pada game ketiga, seperti pada game pertama. Firman justru banyak lengah pada game kedua dengan smes yang sering keluar garis lapangan," kata Hendry.
Pada pertandingan putaran kedua pada Rabu (8/2) malam turnamen tingkat grand prix gold itu, Firman akan menghadapi pemain hasil babak kualifikasi Kaninpong Yokard.
Firman menjadi satu dari 11 pemain tunggal putra Indonesia yang melaju ke pertandingan putaran kedua turnamen berhadiah total 120 ribu dolar AS itu.
Sepuluh pemain lain Indonesia yang juga masuk putaran kedua adalah Androw Yunanto, Ihsan Maulana Mustofa, Jonatan Christie, Fikri Ihsandi Hadmadi, Evert Sukamta, Muhammad Bayu Pangisthu, Tommy Sugiarto, Henrikho Kho Wibowo, Vicky Angga Saputra, dan Anthony Sinisuka Ginting.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
