Ambon (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, catatan kuno menyebut tanah Maluku sebagai negeri dari timur yang sangat kaya, merupakan tanah surga dengan hasil alam berupa cengkih, emas dan mutiara.

"Kecantikan tanah Maluku pernah mengundang bangsa-bangsa penjelajah singgah, karena kesuburan buminya dan wangi rempahnya," katanya pada acara serangkaian konvensi naaional media massa di Ambon, Rabu.

Bagi masyarakat Maluku, lanjut menteri, laut adalah bak pintu yang terbuka langsung ke arah yang tamu. Laut Maluku telah pernah mengantar tetamu masuk bersilaturahmi ke Ambon.

"Maka.dari itu, Maluku.harus dipeluk dengan cara memberi perlakuan yang sama dengan daerah lain di Indonesia. Salah satu cara adalah dengan menggelar tol laut yang merupakan prioritas pembangunan yang tertuang dalam.Nawacita," ujarnya.

Pemerintah di bawah Presiden Joko Widodo, berinisiatif menciptakan sebuah tol informasi yang akan memangkas jarak antarpulau yang terpisah pisah dalam gugusan Kepulauan Musantara NKRI melalui akses informasi berkecepatan tinggi.

Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahubulu dalam keterangan terpisah.mengatakan potensi sumber daya hasil perikanan laut di Maluku setiap tahun memproduksi lebih dari 10 juta ton ikan atau 30 persen kebutuhan ikan nasional dari hasil nelayan Maluku.

Namun demikian, kata dia, sarana dan alat tangkap yang dimiliki nelayan belum sepenuhnya memadai dan optimal sehingga pemerintah harus memberi perhatian khusus untuk sektor hasil perikanan laut.

Rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2017, bagi masyarakat Ambon dan Maluku pada umumnya menyatakan sunggu merupakan kebanggaan atas kepercayaan dan penghargaan dari pemerintah yang bisa berimplikasi positif untuk daerah seperti mempromosikan pariwisata Maluku karena dihadiri ribuan wartawan baik dalam maupun dari luar negeri.

Tema khusus HPN 2017 yakni "Pers dan rakyat Maluku bangkit dari laut" adalah ungkapan optimis medan semangat menggelorakan anak-anak negeri Maluku yang ingin menatap masa depan.

(A056)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017