...sudah dua tahun lebih kita membetulkan tapi belum banyak hasil kita peroleh...
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengakui sampai saat ini distribusi bahan pangan dan kebutuhan pokok belum membaik meski upaya perbaikan sudah dilakukan selama dua tahun lebih.

"Masalah distribusi, kita banyak yang tidak benar untuk kebutuhan pokok. Mata rantai distribusi kita banyak yang tidak benar, ini harus dibetulkan, sudah dua tahun lebih kita membetulkan tapi belum banyak hasil kita peroleh. Banyak yang tidak benar kita di sisi ini," katanya saat Pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2017 di Istana Negara Jakarta, Selasa.

Indikasi belum membaiknya jalur distribusi bahan pokok, ia mencontohkan, antara lain terlihat dari harga komoditas yang di tingkat petani Rp5.000 tetapi di tingkat konsumen bisa mencapai Rp15.000.

"Ini pasti ada yang tidak benar. Sudah saya pastikan. Kemendag harus tahu siapa pemain-pemain distribusi yang ada di tengah ini. Mata rantainya ada berapa. Pada situasi seperti itu Bapak/Ibu harus hadir, bukan rutinitas di kantor, cek, kontrol di lapangan," katanya.

Pada era sebelumnya, kata Presiden, masyarakat bisa dengan mudah mengakses informasi harga-harga bahan pangan di berbagai pasar.

"Kenapa tidak ditampilkan tiap sore di TV, radio, media sosial, biar arus informasinya diketahui, petani tahu harga cabai di Cipinang, tahu harga beras di Cipinang. Ini penting keterbukaan seperti itu," katanya.

Ia menambahkan membuat aplikasi untuk memudahkan warga mengakses informasi harga komoditas juga tidak sulit.

"Juga hal-hal terkait kuota, ini hati-hati, di sini banyak yang masuk sel karena kuota ini. Saya minta mulai dipelajari termasuk untuk masalah tarif, kombinasi tarif, dan kuota jelas (agar) negara mendapatkan masukan," katanya.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017