Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Perserikatan Bangsa-Bangsa mengapresiasi partisipasi aktif Pemerintah Indonesia dalam implementasi agenda pembangunan menyangkut pelestarian dan pemanfaatan sumber daya kelautan berkelanjutan (SDG14).

"Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia untuk membuat SDG14 ini terimplementasi," kata Presiden Sidang Umum PBB ke-71 Peter Thomson ditemui saat kampanye global memerangi sampah plastik serangkaian di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.

Pelestarian dan pemanfaatan sumber daya kelautan berkelanjutan merupakan agenda ke-14 dari 17 agenda pembangunan berkelanjutan atau "sustainable development goals" (SDG) tahun 2030.

Target dari SDG ke-14 tersebut di antaranya meliputi masalah terkait polusi perairan dan ekosistem laut, keasaman laut, pelestarian kelautan, meningkatkan kerja sama dan pengetahuan ilmiah, bantuan kepada negara kepulauan kecil, hingga menyediakan akses pasar bagi nelayan kecil.

Masuknya terkait pelestarian dan pemanfaatan sumber daya kelautan berkelanjutan dalam agenda pembangunan itu, lanjut dia, tidak terlepas dari peran serta negara-negara PBB termasuk salah satunya Indonesia.

Diplomat kelahiran Suva, Fiji itu mengharapkan agenda pembangunan berkelanjutan termasuk di dalamnya menyangkut pelestarian kelautan diadopsi dan diimplementasikan nyata oleh semua negara yang sebelumnya telah diadopsi para pemimpin dunia pada September 2015.

Untuk memastikan implementasi tersebut, agenda tersebut akan dibawa dalam "Ocean Conference" yang digelar di markas PBB di New York, Amerika Serikat, pada 5-9 Juni 2017 termasuk menantikan masukan dari Indonesia.

"Kami akan menantikan input besar dari Indonesia. Indonesia adalah pendukung terkuat dalam konferensi itu," kata Thomson yang terpilih sebagai Presiden Sidang Umum PBB ke-71 pada 13 Juni 2016 itu.

Konferensi itu diharapkan membawa masukan konstruktif dari para peserta yang terdiri dari beragam latar belakang di antaranya pemerintah, organisasi nonpemerintah, sektor swasta, akademisi hingga aktivis.

Selain itu, Thomson juga mengapresiasi komitmen Pemerintah Indonesia yang bertekad mengurangi emisi gas karbon sebesar 29 persen tahun 2030 dan termasuk 41 persen dengan bantuan internasional untuk mengurangi dampak pemanasan global.

"Indonesia itu memberikan banyak contoh yang baik. Semua negara berjuang melakukan itu dan setiap negara harus melakukan itu (komitmen mengurangi karbon)," ucap Duta Besar Tetap Fiji untuk PBB itu.

Kerusahakan lingkungan khususnya kelautan sebagian besar dikontribusikan oleh industri dan aktivitas manusia seperti banyaknya sampah plastik dan aktivitas yang meningkatkan level karbondioksida.

Sehingga hal itu menimbulkan pemanasan global yang mempengaruhi tingkat keasaman, temperatur dan kehidupan bawah laut seperti karang dan ekosistem di dalamnya.

Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017